Q : Bagaimana pandangan Bapak Jeffri terkait kebijakan Tax Amnesty dari sektor properti ini?
A : Sangat Positif
Q : Kalau melihat peluang yang ada, jika sukses, tax amnesty ini sesuai yang dicanangkan pemerintah, dan sektor properti tentunya siap mengambil kesempatan yang ada, apa rencana MKPI ke depan?
A : Kebetulan saat ini kami masih memasarkan Tower Amalah di Pondok Indah.
Dan di Puri Indah kami masih memasarkan Tower Windsor, menurut saya investasi di bidang properti itu adalah suatu investasi yang bisa dibilang sangat menguntungkan, karena biasanya kenaikan harga properti itu selalu di atas kenaikan deposito bank.
Kedua apabila properti yang dibeli ini disewakan, itu pun juga memberikan income bagi pembelinya, tentunya ini sangat menguntungkan.
Q : Kalau kita melihat tahun lalu dan juga tahun ini, bisa dibilang sektor properti sedikit slow down. Kapan analisa dari teman-teman MKPI khususnya dari Pak Jeffri sendiri bahwa sektor ini akan kembali menuju ke atas atau booming kembali?
A : Memang properti selalu ada up and down-nya, kedua juga sektor ini sangat rentan terhadap kondisi ekonomi luar.
Tapi kalau kita melihat program-program yang dijalankan oleh pemerintah kita saat ini, salah satunya tax amnesty maupun juga adanya paket kebijaksanaan ekonomi yang ke 13, tentunya itu akan sangat mendukung semua sektor terutama properti.
Karena saya baca, di paket ke 13 itu kan pemerintah akan mengurangi perijinan untuk developer menjadi lebih sedikit.
Sehingga otomatis dari segi biaya lebih sedikit buat kami, dan yang lebih penting lagi dari segi waktu, karena waktu pengurusan ijin itu kadang bikin kita pusing
Q : Berapa lama kurang lebih waktu pengurusan ijin?
A : Tertulis sih setiap ijin ada, berapa hari, berapa minggu gitu, tapi dalam prakteknya itu, unlimited. Itu semua kan jadi cost of money.
Maka dari itu kami senang sekali presiden mengeluarkan kebijaksanaan ini, namun yang kami liat katanya nanti tergantung masing-masing pemda lagi katanya, itu yang bikin kami agak bingung.
Q : Kalau kita melihat sektor properti belakangan, ada juga yang mengatakan, khususnya di Jakarta ini sedikit oversupply, tanggapan bapak bagaimana apakah tidak akan bubble?
A : Kalau menurut saya tidak akan jadi bubble. Karena kita lihat dulu, bubble dulu itu kenapa, mungkin karena satu, ini menurut saya ya, terlalu banyak spekulan, sehingga mereka beli.
Namun dalam jangka pendek dia ingin menjual dengan gain. Kedua, juga terus terang, banyak orang yang dulu mungkin memaksakan untuk beli.
Dia belum tentu sanggup untuk membeli tapi karena waktu itu kredit bank juga gampang, dan mungkin seleksinya kurang ketat, mereka berani ambil properti, bahkan mungkin lebih dari satu.
Nah pada waktu terjadi sedikit krisis ekonomi, waktu itu kita tahu banyak terjadi PHK, jadi otomatis orang-orang ini gak bisa bayar kan, kredit di bank itu.
Jadi terpaksa mereka menjual dengan harga murah atau rumahnya disita oleh bank, sehingga otomatis harga rumah menurun.
Namun kalau tax amnesty menurut saya berbeda, karena orang-orang ini kan memang punya uang, jadi mestinya ini kekuatan real.
Q : Jadi justru malah akan mendorong sektor properti dan sektor real di tanah air?
A : Pasti.
[teks Bimo Wicaksana | foto youtube brava radio]
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023