The Captain – Diana Santosa, Managing Director Batik Danar Hadi

713

Wanita yang menjabat sebagai orang nomor satu di sebuah perusahaan yang memproduksi produk batik terbesar dan terkenal di Indonesia, membuat kreatif dan juga inovatif, yang membuatnya berani keluar dari pakem-pakem dalam memproduksi batik.

Memperingati Hari Batik Nasional pada 1 Oktober lalu, Diana berkomentar bahwa dirinya kini sangat mengapresiasi masyarakat yang mulai memakai batik tidak hanya di hari-hari tertentu. Karena dengan diperingatinya Hari Batik Nasional, menurut Diana, masyarakat Indonesia kini sudah mulai memakai batik dalam keseharian mereka. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat kini bangga menggunakan batik sebagai salah satu produk lokal.

Meskipun awalnya tidak langsung bergabung untuk mengelola Batik Danar Hadi, ia pun tidak menyesali hal tersebut. Karena, menurutnya, dengan pengalamannya bekerja mengikuti orang, maka ia belajar juga untuk bekerja bersama untuk membesarkan Danar Hadi. Ketika ditawari oleh sang Ayah untuk kesekian kalinya, bergabung dengan perusahaan tersebut, Diana pun setuju untuk memulai membuat produk yang baru, yang disebut Delighted, baju yang dipakai sebagai baju kerja.

Ketika benar-benar bergabung dengan Danar Hadi, Diana baru benar-benar meyakini bahwa batik merupakan bagian dari fashion yang disukainya. Ketika ia menjabat menjadi orang nomor satu diperusahaan keluarganya itu ia pun menyadari pentingnya loyalitaas karyawan kepada perusahaan, tidak hanya kepada satu individu. Oleh karena itu ia mulai merubah organisasi dalam perusahaan tersebut dengan menempatkan orang-orang baru.

Beliau mengakui awalnya berbagai perubahan yang ia lakukan tidak begitu berjalan lancar, akan tetapi dalam perkembangannya perubahan mulai dapat diterima dari internal perusahaan hingga secara keseluruhan.

Bagi Diana, industri kreatif batik yang berkembang dan muncul di berbagai daerah Sejak 2008, merupakan suatu hal yang sangat baik bagi persaingan sesama produsen batik. Persaingan industri batik yang menurutnya sangat berkembang, disebabkan karena kemudahan sumber daya dalam memproduksi batik yang ada di berbagai daerah. Bagi Diana, untuk tetap dapat menjadi leader dalam industri ini, yang terpenting adalah kreativitas, agar tidak hanya memproduksi produk yang pasaran.

Diana pun menjelaskan sedikit tentang strategi bisnisnya, hingga mampu mengembangkan perusahaannya hingga dapat menembus pasar internasional seperti sekarang ini. Untuk pasar dalam negeri, menurut beliau, perusahaannya fokus pada ‘ready to wear garment‘ batik. Sedangkan untuk pasar eksport, 90% produk Danar Hadi adalah loose fabric untuk kerajinan quilting industry yang marak di Amerika Serikat.

Diana juga mengungkapkan bahwa batik tidak akan itu punah, dan dapat dipelajari oleh generasi muda yang baru tumbuh. Salah satu sebabnya sendiri adalah fleksibilitas batik yang tidak hanya sebagai kain, batik dapat diolah menjadi baju kerja, placemat, napkin, dan lain sebagainya.

 “Usaha, Menguntungkan, & Komoditas” -Diana Santosa

Redaksi