Jika Anda berdomisili di Amerika Serikat dan merupakan salah satu penggemar aplikasi TikTok, bersiaplah. Donald Trump umumkan ke publik kalau ia akan memblokir TikTok di sana.
Akhir tahun 2019, pemerintah Amerika Serikat sempat menganggap TikTok beresiko untuk keamanan negara. TikTok dikhawatirkan akan membagi data para penggunanya ke pemerintah China, sehingga berpotensi menjadi bahaya bagi intelejen negara. Wacana tersebut kembali muncul beberapa waktu lalu, saat Donald Trump sedang melakukan perjalanan menuju Washington.
Banyak yang berspekulasi di balik pernyataan Trump tersebut. Ada yang menyebutkan bahwa hal ini dilakukan melihat pertumbuhan TikTok yang luar biasa dalam tiga tahun belakangan. Aplikasi yang tengah naik daun ini sudah diunduh 2 miliar orang sampai April 2020. Artinya, perusahaan induk Tiktok, ByteDance mengalami kenaikan nilai dua kali lipat menjadi 100 Miliar dollar AS.
Ada juga yang menyebutkan kalau Trump membalas perlakuan warga AS yang menyabotase kampanyenya di Tulsa, Oklahoma di bulan Juni lalu. Saat itu, tercatat 20.000 orang mendaftarkan diri untuk hadir di acara tersebut. Sayangnya itu hanyalah boikot dari warga AS yang dikoordinasi lewat TikTok. Pada kenyataannya, kampanye tersebut sepi dari penonton.
Sampai saat ini, belum ada informasi tentang cara yang akan dipakai jika Trump jadi memblokir TikTok di Amerika Serikat.
Selamatkan TikTok, Microsoft Ajukan Rencana Akuisisi
Tak lama setelah wacana pemblokiran TikTok, muncul kabar bahwa Microsoft akan segera lakukan akuisisi. Mereka dikabarkan sedang dalam proses diskusi dengan ByteDance, yang direncanakan akan selesai pada 15 September mendatang. Belum diketahui pasti nilai yang disepakati untuk akuisisi ini. ByteDance pernah mematok angka 50 Miliar Dollar AS (atau sekitar 725 Triliun Rupiah), untuk investor yang berminat.
Jika ini terjadi, polemik pemblokiran aplikasi ini di Amerika Serikat bisa selesai. Presiden Trump pun sudah memberikan waktu empat puluh lima hari pada Microsoft untuk menyelesaikan perbincangan ini. Walaupun demikian, langkah akuisisi tersebut dapat membahayakan hubungan Microsoft dengan Facebook yang sudah terjalin sejak 2007. Pasalnya, Facebook menempatkan ByteDance sebagai kompetitor.
Microsoft sendiri memastikan bahwa data warga AS pengguna TikTok akan disimpan di negara mereka. Sementara, data yang disimpan di lokasi negara lain akan dihapus. Sistem baru ini diyakini akan meningkatkan keamanan dan privasi data digital. Jika semua berjalan lancar, tidak tertutup kemungkinan Microsoft membeli layanan TikTok di Kanada, Australia dan Selandia Baru.
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023