Sebuah studi telah mengungkapkan efek buruk dari polusi udara yang bisa sebabkan cemas dan depresi khususnya bagi kalangan lansia.
Studi pertama berjudul Association of Long-term Exposure to Air Pollution With Late-Life Depression in Older Adults in the US. Studi kedua berjudul Long-term Exposure to Multiple Ambient Air Pollutants and Association With Incident Depression and Anxiety. Kedua studi ini dipublikasikan di JAMA Network.
Melansir dari ScienceAlert, pada studi pertama, para pakar menemukan 1,52 juta lansia didiagnosa mengalami depresi selama periode studi dari 2005 hingga 2016 akibat polutan.
Polutan yang mengenai para lansia antara lain debu, asap, nitrogen dioksida dari emisi kendaraan, dan ozon yang dihasilkan dari mobil, pembangkit listrik, dan kilang minyak.
Baca Juga: Kenali Cat Scratch Disease, Penyakit yang Ditularkan Kucing
Dalam kedua studi tersebut para ahli menilai lansia lebih berisiko terhadap depresi karena polusi karena paru-paru dan sarafnya yang rentan.
“Meskipun depresi tidak lazim ditemukan di kalangan orang dewasa yang lebih tua dibandingkan yang muda, ada konsekuensi serius yakni gangguan kognitif, penyakit fisik penyerta, dan kematian,” tulis para pakar.
Risiko depresi atau gangguan mental bisa meningkat jika seseorang terpapar polusi udara dalam jangka panjang. Hal ini perlu diantisipasi sejumlah warga Jakarta maupun kota padat penduduk lainnya di Indonesia.
Mengingat Per hari ini, Senin (20/2) pukul 05.51 WIB, kualitas udara Jakarta masih berkategori ‘moderate’ dengan skor 57. Angka ini tiga kali lipat dari nilai standar kualitas udara WHO.
Oleh karena itu ketika beraktivitas di luar ruangan, lebih baik tetap menggunakan masker untuk meminimalisir polutan yang terhidup Brava Listeners!
- 5 Makanan Ini Perlu Dihindari Setelah Workout - Oct 23, 2023
- Ini Dia 5 Selebritas yang Tidak Mau Wariskan Harta ke Anaknya - Oct 20, 2023
- 3 Manfaat Mendengarkan Musik Jazz untuk Kesehatan Tubuh - Oct 19, 2023