Yori Antar: Jakarta berkembang dengan sangat cepat

609

The Captain (23/3) bersama Ferdy Hasan yang ditemani tamu kehormatan, seorang pendekat arsitek nusantara, Gregorius Antar Awal atau yang akrab disapa Yori Antar, Direktur utama PT. Han Awal & Partners.

Q: Berapa tahun perjalanan Anda di dunia arsitek?

A: Mulai kuliah tahun 1982 lalu lulus tahun 1989 dan terus hingga saat ini. Jadi sudah lumayan lama.

Q: Sudah ada berapa RPTRA (baca: erpetra) yang ditangani langsung?

A: Saya tergabung dalam 11 arsitek yang RPTRA-nya diresmikan tahun ini, yang jumlahnya total 123 RPTRA. Saya sendiri kebagian 12 RPTRA di seluruh pelosok Jakarta dan salah satu yang terbesar ada di Kalijodo.

Q: Apa yang membuat seorang Yori Antar akhirnya tertarik menangani RPTRA tersebut?

A: Yang saya lihat, Jakarta berkembang dengan sangat cepat dalam waktu dekat, dan banyak proyek yang tidak hanya sekedar membangun fisik kota, tapi juga membangun manusianya, dan saya melihat ini sebenernya revolusi tata ruang terbuka hijau.

Jadi RPTRA adalah bagian memanfaatkan lahan yang tidak terpakai kemudian dijadikan fasilitas untuk kawasan perumahan yang sangat padat, dan itu disambut oleh masyarakat terutama yang dikawan padat.

Q: Apa challenge yang paling berkesan selama menangani RPTRA?

A: Kalau buat saya, RPTRA dan RTH Kalijodo, Kalijodo luasnya 4,5 hektar terbagi 2, Jakarta Barat RPTRA, Jakarta Utara adalah RTH. RTH beda dengan RPTRA, RTH merupakan Ruang Terbuka Hijau yang kemudian memang Kalijodo dikembalikan fungsi awalnya sebagai RTH.

Tapi kita tahu ya kalau RTH itu sendiri tidak ada kehidupan dan aktivitas, RTH itu akan kembali menjadi rawan, ada kriminalitas bahkan pelacuran dan akhirnya kualitas RTH menjadi turun dan cenderung diperjualbelikan.

Pada saat membangun RTH Kalijodo kami juga mmeberikan fungsi sebagai ruang publik sehingga banyak aktifitas yang disediakan untuk masyarakat, dan Gubernur Basuki berpesan kepada saya bahwa RTH Kalijodo akan dijadikan tempat olahraga dan beliau ingin orang Jakarta sehat dan terang.

Di Kalijodo kita siapkan unuk pejalan kaki dan sepeda, kemudian ada ide bagus dari rekan saya, Toto Anggara dari Toto Bike, yaitu memasukkan skate park di Kalijodo, dan kita tahu skate park itu jadi generator, karena semu orang jungkir balik dan berenergi hingga akhirnya menjadi daya tarik.

Kita sendiri suprise tidak menyangkan bahwa RTH Kalijodo dan RPTRA sangat disambut oleh warga, dan kami baru menyadari bahwa di Jakarta sedikit sekali yang namanya ruang publik.

Redaksi