Linda Gumelar: Sosialisasi kanker payudara adalah yang utama

157

Dalam program Woman On Top, Prita Kemal Gani bersama Ferdy Hasan akan berbincang-bincang dengan seorang wanita yang sangat gigih dalam menjalankan gerakan sosial, serta merupakan mantan Menteri Pemberdayaan wanita, Linda Gumelar.

Q : Bagaimana seorang Linda Gumelar saat pertama kali membuka mata di pagi hari? Apa yang dilakukan pertama kali?

A : Kalau saya pribadi, apa yang akan dilakukan keesokan hari, sudah saya catat sebelum tidur. Jadi di sebelah tempat tidur itu sudah ada pulpen dan kertas. Yang pasti, tidak lupa untuk selalu bersyukur kepada Allah SWT, menjalankan ibadah shalat subuh, kemudian dilanjutkan dengan meminum teh hangat dan ada sedikit ‘jalan-jalan’ di rumah. Baru saya mulai untuk menyelesaikan tugas-tugas yang sudah saya urutkan ketika malam hari.

Q : Linda yang terbiasa dengan jadwal yang padat, bagaimana cara Anda untuk menjaga stamina tubuh?

A : Sampai saat ini, selain olahraga ringan yang saya lakukan setiap pagi hari, pastinya menjaga pola makan juga. Selain itu, saat sedang bekerja saya selalu menganggap pekerjaan itu sebagai sesuatu yang menyenangkan. Jadi tidak terasa berat saat dilakukan.

Q : Menjaga pola makan itu memang paling sulit. Menurut Anda, bagaimana cara paling ampuh untuk menjaga pola makan?

A : Katanya kita disuruh untuk mengurangi konsumsi karbohidrat, ya saya ikut seperti itu saja. Memperbanyak minum air putih juga sangat diperlukan. Di usia seperti sekarang ini kan sudah tidak terlalu banyak ya keinginannya. Hanya ingin untuk tetap sehat dan panjang umur.

Q : Sebagai aktivis sosial, bagaimana pandangan Anda melihat kondisi perkembangan kanker di Indonesia saat ini? Apa saja tantangannya?

A : Setelah menggeluti kanker khususnya kanker payudaraa, di Indonesia sekarang menjadi penyakit nomor 4. Setelah penyakit jantung, darah tinggi, diabetes, kemudian kanker payudara. Saya cukup khawatir dengan penderita kanker payudara, karena biasanya yang mau datang ke dokter itu sudah memasuki stadium lanjut. Faktor genetik juga bisa memicu timbulnya kanker payudara, tetapi memang sedikit kemungkinannya.

Memang sangat diperlukan sosialisasi mengenai deteksi kanker payudara sejak dini. Karena kanker ini belum diketahui penyebabnya hingga saat ini, tetapi pemicunya adalah hormon esterogen. Kami juga punya komunitas, hampir setiap minggunya satu sampai dua orang itu meninggal. Semua dikarenakan keterlambatan.

Q : Lalu bagaimana cara untuk mencegah bertambahnya hormon esterogen?

A : Diutamakan jangan banyak makanan yang berlemak. Hal itu menyebabkan hormon esterogen kita bertambah. Maka dari itu, olahraga menjadi satu hal yang sangat penting.

Q : Orang yang divonis terdeteksi kanker dalam tubuhnya, biasanya akan langsung down. Adakah cara untuk meningkatkan semangat mereka?

A : Kembali lagi, yang terpenting adalah sosialisasi. Karena, hampir setiap orang yang divonis kanker, hanya berpikir jika ia tidak akan lama lagi. Sebetulnya, jika kita sudah mengetahuinya sejak stadium awal, harapan hidupnya itu lebih tinggi. Disini peran sosialisasi menjadi sangat penting, juga diperlukan untuk memeriksa payudara anda sendiri.

Yang kedua, dukungan dari keluarga juga salah satu faktor utama. Menjadi pendamping pasien penderita kanker payudara, saya kira lebih sulit dibandingkan menjadi pasien itu sendiri. Karena si pendamping ini harus menunjukkan bahwa pasien akan sembuh, dan harus menunjukkan bahwa dirinya tidak takut kehilangan. Kita juga mengadakan pelatihan untuk relawan yang ingin mendampingi pasien kanker.

Q : Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit kanker payudara, apakah betul jika stres termasuk salah satu pemicu timbulnya kanker?

A : Betul, secara teorinya kalau kita stres akan membuat ada sesuatu dalam hormon kita yang meningkat. Ini bisa berpengaruh hormon esterogennya. Jadi, kalau bisa hindari stress yang berlebih.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.

[teks Adhi Satria | foto dok. Brava Radio]

Baca juga:
Shamsi Ali: Islam bukan agama yang kaku dan tidak bersahabat
Ini alasan Anda harus mengurangi konsumsi garam
Rasakan sensasi kemewahan kapal cruiseliner

Redaksi