Mata adalah organ paling rentan di tubuh Anda. Organ tubuh yang hanya dilindungi oleh kelopak, bulu mata dan cairan pembersih yang diproduksi kelenjar air mata ini mudah terpapar oleh berbagai elemen buruk yang bisa mencederainya.
Apalagi di lingkungan penuh polusi, debu dan kotoran, Anda harus memberikan perhatian ekstra untuk menjaganya. Terkait dengan kebersihan dan lingkungan yang kotor, masalah yang paling sering mengancam adalah iritasi.
Gejalanya mirip atau hampir sama – mata terasa tidak nyaman, berair, kemerahan dan seterusnya – namun penyebabnya bisa bermacam-macam. Kenali bahaya di lingkungan Anda dan siapkan solusinya.
Ragam bentuk iritasi
Mata yang teriritasi merupakan kondisi ketika Anda merasakan perih pada mata, bisa kering, bisa juga berair dan kemerahan pada daerah konjungtiva (daerah putih pada mata). Atau, tanda yang paling memalukan adalah “belekan” (mengeluarkan kotoran mata lebih sering dari biasanya). Iritasi tersebut disebabkan oleh berbagai macam faktor. Keluhan yang terjadi paling sering disebabkan oleh debu dan asap. Tapi, masalah pada mata Anda bisa juga disebabkan oleh virus, bakteri, alergi pada polutan tertentu, bahan kimia atau karena Anda terlalu lama menatap layar komputer.
Bila mengalami tanda-tanda iritasi pada mata, hal pertama yang harus Anda kenali adalah penyebabnya. Itu karena pengobatan yang dibutuhkan berbeda-beda tergantung pada faktor penyebab masalah. Bila Anda tidak yakin dengan penyebabnya, Dr. Sharita Siregar, SpM dari RS JEC, Menteng, Jakarta, menyarankan agar Anda mengunjungi dokter mata. Salah mengenali penyebab dan menerapkan solusi secara sembarangan bisa membuat iritasi yang Anda alami semakin parah. Dan bila Anda sudah mengunjungi dokter tapi iritasi tidak teratasi setelah pengobatan selama tiga hari – kembalilah ke dokter.
1. Serangan virus
Gejala: Gejala yang ditunjukkan berupa kemerahan pada daerah konjungtiva (bagian putih di mata) dan berair lebih banyak dari biasanya dan kelopak mata terlihat bengkak.
Penyebab: Virus yang paling sering menyebabkan iritasi pada mata adalah adenovirus. Ada banyak tipe adenovirus – diperlukan pemeriksaan di laboratorium untuk mengenalinya. Namun, secara umum, bila Anda mengalami iritasi pada mata karena virus ini artinya Anda tertular melalui kontak dengan penderita.
Mungkin ada rekan kerja Anda yang terkena virus ini, mengusap matanya yang berair, lalu memegang – katakanlah mouse. Dan Anda memegang mouse tersebut. Ketika Anda mengusap mata, virus akan pindah ke mata Anda.
Bila daya tahan tubuh Anda sedang rendah, risiko Anda tertular semakin tinggi. Bila suka berenang, Anda harus lebih berhati-hati karena virus ini banyak ditemui di kolam renang.
Tangani: Anda tidak membutuhkan pengobatan khusus. Namun, bila dalam satu atau dua minggu masalahnya makin parah – mata mengeluarkan air mata disertai darah – artinya virus yang menyerang sangat ganas. Segeralah ke dokter.
2. Gangguan bakteri
Gejala: Tanda-tanda iritasi yang disebabkan gangguan bakteri ini hampir tidak bisa dibedakan dengan iritasi mata akibat virus. Namun, tanda yang paling umum dan khusus pada kasus gangguan bakteri ini adalah mata menjadi lebih sering mengeluarkan kotoran (belekan).
Penyebab: Stapilococus aureus merupakan bakteri yang paling sering menjadi penyebab iritasi. Bakteri ini terdapat di daerah hidung dan mulut yang pada kondisi normal sama sekali tidak berbahaya. Bagaimana bakteri ini dapat mengiritasi mata?
Tangan Anda yang kotor adalah pemicunya. Anda memegang daerah hidung atau mulut lalu ke daerah mata sehingga memindahkan bakteri. Jika pada mata ada luka, bakteri tersebut akan masuk dan mengiritasi mata.
Tangani: Penanganan iritasi mata akibat bakteri dapat dilakukan dengan menggunakan antibiotik dalam bentuk tetes mata yang sudah diresepkan oleh dokter. Anda tidak dianjurkan untuk menyimpan tetes mata antibiotik dan menggunakannya setiap saat tanpa resep dokter karena penggunaan antibiotik berlebihan akan membuat tubuh Anda kebal.
3. Paparan lingkungan
Gejala: Mata terasa gatal dan terlihat merah.
Penyebab: Debu, serbuk sari bunga, dan perbedaan kelembapan udara adalah penyebab yang umum di Indonesia. Anda yang baru saja pulang dari bepergian ke negara dengan suhu udara yang dingin juga dapat mengalami alergi akibat perbedaan kelembapan udara.
Tangani: Pertolongan pertama yang bisa Anda lakukan adalah membasuh mata dengan air bersih. Setelah itu, dengan konsultasi dokter, Anda bisa mengobatinya dengan obat antihistamin (berupa tablet atau tetes mata). Dokter juga akan menyarankan Anda untuk menjauhi pemicu alergi.
4. Kontaminasi bahan kimia
Gejala: Iritasi akibat bahan kimia juga mengakibatkan bagian putih mata berwarna kemerahan, hanya saja didominasi rasa perih.
Penyebab: Bahan kimia yang mengiritasi bermacam-macam, misalnya karbon monoksida, sulfur, timbal, arsenik yang banyak berada di udara. Iritasi ini lebih banyak menyerang orang-orang yang kerja di pabrik atau laboratorium dan tidak menggunakan kacamata pelindung.
Tangani: Untuk mata yang terkena bahan kimia, Anda cukup membersihkannya dengan air bersih yang mengalir. Air bersih yang dimaksud adalah air minum kemasan, bukan dari air keran yang bisa jadi tidak steril dan bisa memperparah gangguan. Setelahnya Anda perlu menjauhi bahan kimia tersebut atau segera menggunakan kaca mata pelindung.
5. Terlalu keras bekerja
Gejala: Keadaan mata ini akan didominasi kemerahan dan terasa kering.
Penyebab: Sinar yang dipancarkan oleh layar komputer memaksa mata bekerja lebih keras. Itu menyebabkan air mata lebih cepat menguap dan mata jadi kering.
Tangani: Bila Anda bekerja di depan komputer sehari penuh, setiap beberapa waktu istirahatkanlah mata Anda dengan mengalihkan pandangan dari layar komputer. Anda juga meneteskan air mata buatan yang dapat Anda cari di apotek.
Air mata buatan merupakan cairan yang tidak ada antibiotik, bahan kimia, maupun anti radang dan berfungsi sama seperti air mata, hanya untuk membersihkan dan melapisi mata agar terasa nyaman kembali.
Source: Fitness For Men
Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.
Baca juga:
Yuliandre Darwis: Pengevaluasian media-media terkini di Indonesia
Wisata edukasi di Macau
Tren superfood terkini
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023