Dampak Bahaya Bagi Kesehatan Berwisata Ke Luar Angkasa

123
Dampak Bahaya Bagi Kesehatan Berwisata Ke Luar Angkasa

Kesuksesan Richard Branson dan Jeff Bezos melakukan perjalanan ke luar angkasa, membuat banyak orang mulai melirik wisata ke luar planet bumi ini. Terlebih saat ini perusahaan pariwisata luar angkasa milik Richard Branson, Virgin Galactic membuat wisata perjalanan keluar angkasa.

Berwisata ke luar angkasa tidak boleh sembarang dilakukan setiap orang. Adanya syarat-syarat yang dibutuhkan selain menyiapkan biaya yang mahal, juga diperlukan fisik dan mental yang prima.

Tahukah Anda terhadap dampak bahaya bagi kesehatan yang dapat ditimbulkan saat melakukan perjalanan ke luar angkasa? Berikut ini ini beberapa bahaya yang dapat dirasakan saat berwisata ke luar angkasa.

Paparan Radiasi

Dampak Bahaya Bagi Kesehatan Berwisata Ke Luar Angkasa

Dilansir dari laman surrey.ac.uk, wisata ke luar angkasa dapat meyebabkan meningkatnya paparan radiasi bagi para wisatawan, terutama saat berada di ketinggia 62 mil di Garis Karman.

“Tingkat risiko paparan radiasi di wilayah semacam ini lebih tinggi karena  banyaknya peristiwa luar angkasa, seperti semburan matahari,” ungkap Chris Rees, mahasiswa PhD yang sedang melakukan penelitian mengenai keamanan perjalanan ke luar angkasa seperti dilansir dari laman surrey.ac.uk.

Merasa Pusing

Dampak Bahaya Bagi Kesehatan Berwisata Ke Luar Angkasa

Rasa pusing dan mual menjadi efek yang ditimbulkan saat berada di luar angkasa. Hal ini dikarenakan ketiadaan gravitasi di luar angkasa yang bisa berefek pada fungsi tubuh manusia.

“Anda akan bisa merasakan langsung seluruh cairan naik hingga ke tubuh bagian atas. Rasanya seperti berdiri di atas kepala,” kata salah satu mantan astronot NASA, Leroy Chiao.

Pengaruhi Kinerja Otak

Dampak Bahaya Bagi Kesehatan Berwisata Ke Luar Angkasa

Kinerja otak akan berpengaruh saat berlama-lama di luar angkasa dan dapat merubah struktur otak bergerak ke bagian atas tengkorak. Sehingga hal itu bisa berdampak timbulnya penyempitan ruang cairan serebrospinal (CSF) di bagian otak paling atas.

 

Penulis : Rifqi Fadhillah

Redaksi