Good Day Jakarta Spesial Hari Kemerdekaan Bersama Sejarawan Andi Achdian

59

Kemerdekaan Republik Indonesia tidak dapat dilepaskan dari kedua nama proklamator kemerdekaan, Soekarno dan Hatta. Bagi Sejarawan yang satu ini kedua orang besar ini dipertemukan oleh sejarah.

Andi mengungkapkan bahwa Soekarno dan Hatta merupakan dua orang besar, yang juga memiliki ego yang besar. Keduanya disatukan oleh sebuah kondisi sejarah ketika Indonesia berada dibawah kekuasaan Jepang.

Ketika itu Jepang berkepentingan untuk mencari tokoh-tokoh penting yang dapat menjadi corong politik bagi kepentingan mereka. Soekarno dan Hatta menjadi tokoh pilihan Jepang.

Andi menjelaskan bahwa Soekarno dan Hatta memiliki berbagai perbedaan. Secara pribadi maupun pandangan politik keduanya memiliki perbedaan. Sosok Soekarno digambarkan sebagai tokoh yang sangat karismatik dan orator ulung. Sedangkan Hatta adalah sosok yang pemikir ulung yang dihormati dan sangat tertata, meskipun jarang berbicara.

Mengenai arah politik Indonesia, Andi juga menjelaskan bahwa kedua founding fathers ini memiliki perbedaan pandangan. Menurut pandangan politik Soekarno, hal terpenting adalah tanggung jawab kepada masyarakat. Sedangkan menurut pandangan politik Hatta, hal terpenting bagi Indonesia adalah pendidikan yang baik untuk kelancaran kaderisasi.

Meskipun ideologi dan politik praktis antara Soekarno & Hatta sering berbeda, namun sejauh perjalan keduanya saling mendukung, ketika menjabat sebagai presiden dan wakil presiden pertama RI. Andi menggambarkan sebab terpilihnya Soekarno menjadi “orang nomor satu” sedangkan Hatta menjadi “orang nomor dua”.

Menurutnya, nama Soekarno ketika itu sering diasosiasikan oleh media dengan gelora dan semangat. Sedangkan Hatta, Soekarno sendiri mengakuinya sebagai sosok pemikir yang sangat tertata, sehingga sangat dibutuhkan oleh republik. Kedua hal inilah yang menjadi salah satu sebab utama penempatan posisi Soekarno dan Hatta menjadi pemimpin Republik Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan sendiri tidak hanya membutuhkan peran kedua pemimpin pertama negeri ini, karena terdapat pula peran para pemuda yang mendesak agar Republik Indonesia segera dimerdekakan.

Executive Director Fair Institute ini menjelaskan bahwa seorang tokoh gerakan bawah tanah kiri sekaligus, senior pemuda Menteng 31, Wikana adalah sosok pemuda yang mendesak Soekarno untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

Salah satu sebab tindakan para pemuda menyegerakan kemerdekaan Indonesia adalah karena keinginan mereka untuk tetap merebut kemerdekaan yang memang telah diperjuangkan. Para pemuda tidak ingin jika kemerdekaan Indonesia yang telah diperjuangkan, seolah-olah menjadi sebuah pemberian dari Jepang.

Setelah para pemuda meyakinkan kedua tokoh besar untuk segera bertindak, Soekarno dan Hatta pun memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia tepat di hari Jumat, 17 Agustus 1945, di Jalan Pegangsaan Timur 56, Jakarta Pusat.

Begitu panjang perjalanan Soekarno dan Hatta diakhiri dengan sebuah pertemuan kedua tokoh revolusi ini di Wisma Yaso, disaat-saat menjelang akhir hayat Soekarno.

Redaksi