Di dalam dunia fesyen, terjadi pergeseran ke arah estetika yang lebih bersahaja, yang dikenal sebagai quiet luxury atau kemewahan senyap. Gaya ini menekankan pada keanggunan yang tidak mencolok, dimana kemewahan tidak lagi dipamerkan secara berlebihan tapi ditunjukkan melalui detail yang halus dan pengalaman yang teliti. Quiet luxury mengusung prinsip bahwa kemewahan adalah lebih dari sekedar penampilan, melainkan suatu bentuk kesadaran dalam menikmati keindahan yang elegan.
Quiet luxury merujuk pada gaya kemewahan yang lebih teredam, yang membedakan dirinya dengan desain minimalis, material berkualitas tinggi, dan kerja detail yang akurat. Berbeda dari kemewahan yang terang-terangan atau berbasis logo, fesyen ini menekankan keeleganan dan kesederhanaan yang tak lekang oleh waktu.
Gaya ini berkembang sebagai tanggapan terhadap pergeseran nilai konsumen dan perubahan budaya. Kecenderungan konsumen yang semakin mengutamakan keaslian, ekspresi pribadi, dan keberlanjutan telah mendorong munculnya quiet luxury sebagai alternatif dari kemewahan tradisional.
Tren fesyen quiet luxury menekankan pentingnya kualitas dalam setiap aspek pakaian. Material berkualitas tinggi dipilih secara selektif, dan setiap detail, mulai dari aksesori hingga aksen, diperhatikan dengan saksama. Hasilnya, pakaian yang dihasilkan tidak hanya tampak sempurna tetapi juga tahan lama dan berkelas.
Selain itu, warna-warna netral seperti putih, hitam, abu-abu, dan beige adalah ciri khas dari fesyen quiet luxury. Warna-warna ini menciptakan kesan tenang dan elegan, sekaligus menyediakan fleksibilitas yang tinggi dalam pemaduan dengan warna lain.
Dalam fesyen quiet luxury, aksesori dipilih untuk keanggunan dan kemewahan yang sederhana namun mewah. Misalnya, tas yang dirancang sederhana dari kulit berkualitas tinggi atau perhiasan dengan desain minimalis menonjolkan keeleganan.
Dalam tren ini, fokus utama adalah pada kualitas dan keistimewaan produk, bukan pada merek atau logo yang mencolok. Para perancang lebih mengutamakan penggunaan bahan berkualitas dan perhatian pada detail halus, sementara logo atau nama brand seringkali disajikan secara minimalis untuk menghindari kesan yang terlalu berlebihan.