Makanan Tradisional di Kota Bandung Jadi yang Terbaik di Asia

176
Makanan Tradisional di Kota Bandung Jadi yang Terbaik di Asia

Kota Bandung yang terkenal dengan ragam makanan tradisionalnya kini menjadi sorotan pecinta kuliner dunia. Hal tersebut terbukti dengan dinobatkannya Kota Bandung sebagai kota dengan makanan tradisional terbaik di Asia menurut Taste Atlas Awards 2021.

Salah satu platform yang sudah dikenal dengan review dan artikel seputan kuliner di dunia itu menempatkan makanan tradisional Kota Bandung sebagai yang terbaik dengan menduduki posisi kelima di Asia. Menyusul Kota Bandung, empat kota di atasnya ialah Bangkok, Hongkong, New Delhi, dan Seoul.

Makanan Tradisional di Kota Bandung Jadi yang Terbaik di Asia

Terdapat kurang lebih 16 makanan dan dua minuman lokal khas Bandung yang masuk ke dalam jajaran rekomendasi Tasteatlas melalui web resmi mereka. Dua makanan favorit khas Kota Bandung yaitu batagor dan mi kocok berhasil mendapatkan poin tertinggi sekitar 4.5.

 

Bandrek khas BandMakanan Tradisional di Kota Bandung Jadi yang Terbaik di Asiaung memiliki skor 3,8 bintang dari semua ulasan, dan bajigur pada nilai 3,3. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Sandiaga Uno juga merespon dengan bangga.

Makanan Tradisional di Kota Bandung Jadi yang Terbaik di Asia

Sandiaga Uno juga mengatakan bahwa Bandung yang kini masuk dalam jajaran kuliner terbaik di Asia akan meningkatkan pariwisata di Jawa Barat dan seluruh Indonesia

“Semoga dengan masuknya Kota Bandung di daftar kota dengan kuliner terbaik di Asia bisa meningkatkan jumlah wisatawan, baik dalam negeri maupun dalam jangkauan Mancanegara untuk bisa datang ke Bandung dan mencicipi langsung kuliner terbaik,” Jelas Sandiaga Uno.

Baca Juga: Inilah Alasan Sungai Amazon Tidak Memiliki Jembatan

Selain itu Sandiaga Uno juga mengatakan bahwa hal ini dapat mendorong juga proses pemulihan ekonomi serta membuka lapangan kerja seluas-luasnya di Kota Bandung.

Apa makanan tradisional Kota Bandung yang jadi favorit Brava Listeners?

Penulis: Fadia Syah Putranto

 

Redaksi