Melihat Istana Mewah Mohammed bin Salman di Prancis Seharga Rp4,1 Triliun

490
Melihat Istana Mewah Mohammed bin Salman di Prancis Seharga Rp4,1 Triliun

Mohammed bin Salman atau Putra Mahkota Arab Saudi pernah menginap di istana mewah bernama Chateau Louis location yang dijuluki sebagai rumah termahal di dunia.

Pada awalnya, MbS menginap di istana tersebut selama berkunjung ke Prancis dan bertemu Presiden Emmanuel Macron. Rumah tersebut dibeli Mbs pada 2015. Sejumlah pejabat lokal mengonfirmasi setibanya di Paris, MbS langsung menuju Istana Chateau Louis XIV di Louveciennes sebelum makan malam dengan Macron pada Kamis (28/7/22).

Melihat Istana Mewah Mohammed bin Salman di Prancis Seharga Rp4,1 Triliun

Seperti diberitakan AFP, Istana Chateau Louis XIV telah dibeli MbS seharga 275 juta euro atau setara dengan Rp4,1 triliun dari pembeli yang dirahasiakan. Istana itu dibangun dengan gaya Versailles Palace milik keluarga Kerajaan Prancis.

Istana Chateau Louis XIV  begitu terlihat mewah dilengkapi dengan properti seperti air mancur, bioskop, pun ruang bawah tanah berlapis kaca. Properti itu juga memiliki tempat penyimpanan anggur. Chateau Louis XIV dibangun pada 2009, setelah kastil abad ke-19 yang menempati tanah properti itu dihancurkan.

Melihat Istana Mewah Mohammed bin Salman di Prancis Seharga Rp4,1 Triliun

Properti seluas 7.000 meter persegi dinobatkan majalah Fortune sebagai “rumah paling mahal di dunia.” Dua tahun kemudian, The New York Times melaporkan MbS merupakan pemilik asli rumah tersebut. MbS membeli rumah itu lewat berbagai perusahaan cangkang.

Melihat Istana Mewah Mohammed bin Salman di Prancis Seharga Rp4,1 Triliun

Baca Juga: Berikut 5 Kelompok yang Rentan Terkena Long Covid-19

Sebagai informasi, kepemilikan MbS atas properti mewah bukanlah hal yang baru. MbS disebut-sebut sempat membeli kapal pesiar senilai US$500 juta (Rp7,4 triliun). Hateau Louis XIV sendiri dibangun oleh sepupu jurnalis Jamal Khashoggi, Emad Khashoggi. Emad menjalankan bisnis properti mewah di Prancis, yakni di bawah perusahaan Cogemad.

 

Penulis: Fadia Syah Putranto

Redaksi