Perbedaan Militan Palestina Hamas dan Fatah

361
Perbedaan Militan Palestina Hamas dan Fatah

Perjuangan kemerdekaan yang dilakukan Palestina tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga kelompok militan Palestina, termasuk Hamas dan Fatah.

Perjuangan tersebut menimbulkan konflik berkepanjangan yang menimbulkan perang Israel dengan pasung Hamas di masa kini.

Lantas, apa perbedaan Hamas dan Fatah yang sama-sama ingin Palestina merdeka?

Hamas

Beberapa hari terakhir kelompok Hamas terus disebut dan menjadi sorotan dunia internasional atas aksinya membombardir Israel dengan ribuan roket. Hamas menjalankan Operasi Badai Al-Aqsa yang menargetkan peluncuran 5.000 roket ke Israel.

Hamas merupakan salah satu partai dan organisasi militan terbesar di Palestina yang saat ini memimpin Gaza atas kemenangannya dalam pemilu legislatif 2006.

Perbedaan Militan Palestina Hamas dan FatahHamas dibentuk pada 1987 oleh Syeikh Ahmad Yassin setelah kebangkitan Palestina yang disebut sebagai Intifada Pertama.

Hamas menyatakan akan membebaskan Palestina dari pendudukan Israel yang diyakini merupakan kewajiban setiap Muslim, dikutip dari Aljazeera.

Pendiri sekaligus pemimpin spiritual Hamas, Yassin, tewas atas serangan udara yang diluncurkan Israel. Tindakan Israel ini semakin memperkuat serangan Hamas untuk merebut dan menguasai Gaza dari Israel.

Pada 2007, Hamas akhirnya mendapat kekuasaan atas Gaza dan menggulingkan pemerintahan Fatah yang loyal dengan pemerintah Palestina. Dari awal pembentukannya, Hamas selalu angkat senjata untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina.

Fatah

Sementara itu, Fatah merupakan organisasi politik dan militer Arab-Palestina yang didirikan oleh Yasser Arafat dan Khalil al-Wazir pada 1956.

Perbedaan Militan Palestina Hamas dan FatahFatah dibentuk dengan tujuan melepaskan kendali Israel atas Palestina dengan melakukan perang gerilya berintensitas rendah.

Baca Juga: Melihat 5 Keluarga Kerajaan Terkaya di Dunia

Lain halnya dengan Hamas yang lebih suka menggunakan jalur kekerasan dan perang untuk memperjuangkan Palestina, Fatah lebih mendukung penggunaan jalur diplomasi.

Sejak saat itu, Gaza menjadi markas besar bagi Fatah dan pemerintahannnya berkembang. Kekuasaan pemimpin Fatah mulai hancur pada Tahun 2005, ketika Mahmoud Abbas terpilih menjadi pemimpin PLO.