Serba-Serbi “Virus Zombie” yang Kembali Hidup Setelah Terkubur 48.500 Tahun Dalam Es

203
Serba-Serbi “Virus Zombie” yang Kembali Hidup Setelah Terkubur 48.500 Tahun Dalam Es

Baru-baru ini terdapat 13 virus yang salah satunya berusia 48.500 tahun diangkat dari daratan beku atau permafrost di Siberia, Rusia, oleh sekelompok ilmuwan.

Informasi tersebut mencuri perhatian publik yang mempertanyakan tentang kemungkinan bisa bangkit lagi dan memberi ancaman pada manusia. Sebanyak 13 virus baru itu diisolasi dari tujuh sampel permafrost Siberia kuno yang berbeda, satu dari sungai Lena, dan 1 dari Kamchatka.

Serba-Serbi “Virus Zombie” yang Kembali Hidup Setelah Terkubur 48.500 Tahun Dalam Es

Sebuah makalah di jurnal bioRxiv berjudul “An update on eukaryotic viruses revived from ancient permafrost” yang belum melalui proses peer-review, mengungkapkan, virus-virus itu bagian dari bahan organik yang mencair di tanah beku permafrost akibat pemanasan iklim.

Tim ahli lintas negara ini, di antaranya dari Institut de Microbiologie de la Méditerranée Prancis, Institute of Experimental Medicine Rusia, hingga Alfred Wegener Institute Jerman, menyatakan penelitian ini dimaksudkan untuk meluruskan soal kesalahpahaman virus yang hidup kembali di dua penelitian sebelumnya.

Serba-Serbi “Virus Zombie” yang Kembali Hidup Setelah Terkubur 48.500 Tahun Dalam Es

“Tidak ada laporan tambahan tentang virus ‘hidup’ yang telah dipublikasikan sejak dua studi asli yang menjelaskan pithovirus (2014) dan mollivirus (2015), kejadian seperti itu jarang terjadi dan bahwa ‘virus zombie’ bukanlah ancaman kesehatan masyarakat,” ” ungkap mereka.

Disisi lain, pakar yang dipimpin oleh Jean-Marie Alempic dari Prancis ini mengungkap potensi virus untuk tetap menginfeksi walau sudah membeku ribuan tahun. Terlepas dari itu, para pakar juga mengakui bias dalam penelitiannya. Hal ini karena, satu-satunya virus yang dapat dideteksi adalah spesies Acanthamoeba yang menginfeksi. Kedua, tim mengandalkan amoeba “sakit” untuk menunjukkan kultur yang berpotensi mereplikasi virus.

Baca Juga: Waspada, Kematian Karena Kecelakaan di Tol Cipali Jadi yang Tertinggi di Dunia

 

Penulis: Fadia Syah Putranto

Redaksi