Unik! Kereta Wisata di Jepang Berbahan Bakar Kuah Ramen

29
Unik! Kereta Wisata di Jepang Berbahan Bakar Kuah Ramen

Tahukah Brava Listeners bahwa sisa kuah ramen ternyata bisa dijadikan sebagai bahan bakar kereta? Negara Matahari Terbit alias Jepang kini sedang mengembangkan teknologi bahan bakar dari sisa kuah ramen.

Negara Jepang memanfaatkan dengan mengolah sisa kuah ramen untuk kemudian diekstraksi menjadi bahan bakar kereta wisata terbuka. Kereta wisata ini sudah mulai beroperasi pada 1 Agustus 2022. Kereta wisata ini dioperasikan perusahaan Takachiho Amaterasu Railway Co. di kota Takachiho, Prefektur Miyazaki.

Unik! Kereta Wisata di Jepang Berbahan Bakar Kuah Ramen

“Sungguh menakjubkan kereta wisata bisa berjalan dengan kuah ramen,” kata Naoki Akimoto, salah satu pengunjung asal Prefektur Osaka, seperti dikutip dari Mainchi Jp.

Bahan bakar baru dari sisa kuah ramen dibuat dengan mencampur minyak tempura bekas dengan lemak babi yang diekstraksi dari tonkotsu atau kaldu tulang babi yang biasanya dijadikan kuah ramen. Perusahaan Takachiho Amaterasu Railway Co. mengumpulkan bahan dasar berasal dari restoran, setelah itu menyulingnya dalam rasio 9:1 dengan zat kimia.

Unik! Kereta Wisata di Jepang Berbahan Bakar Kuah Ramen

Tidak sendirian, perusahaan tersebut juga bekerja sama dengan sebuah perusahaan transportasi Nishida Shoun yang berasal di kota Shingu, Prefektur Fukuoka untuk mengembangkan bahan bakar tersebut. Perusahaan kereta api telah melanjutkan uji coba mulai pertengahan bulan Juni lalu. Hasilnya, mesin kereta api bekerja dengan baik dan tidak menemukan masalah saat berjalan di lereng.

Menariknya, saat sedang melakukan uji coba mesin kereta wisata tidak mengeluarkan asap hitam atau bau gas buang yang kuat, yang biasanya ditemukan pada mesin diesel konvensional. Biaya yang dikeluarkan pun relatif sama dengan biaya solar.

Baca Juga: 5 Museum Dengan Harga Tiket Termahal di Dunia

Bagaimana tanggapan Anda Brava Listeners, apakah bahan bakar kereta dari kuah ramen bisa menjadi altrnatif baru di dunia?

 

Penulis: Fadia Syah Putranto

Redaksi