Pada tanggal 2 Oktober 2009, UNESCO meresmikan batik menjadi warisan budaya bangsa Indonesia. Semenjak saat itu, setiap tahunnya warga Indonesia memperingati Hari Batik Nasional untuk mengapresiasi batik sebagai warisan Kemanusiaan untuk budaya Lisan dan non-bendawi atau Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.
Dalam The Captain kali ini, Ferdy Hasan berbincang-bincang dengan Widharmika Agung selaku CEO dari Iwan Tirta Private Collection. Sebagai penerus Iwan Tirta sendiri, tentunya Widhar tetap merasakan pressure dari berbagai pihak.
Q : Bagaimana cerita di balik takeover saat mengambil brand Iwan Tirta?
A : Saya bergabung pada tahun 2016. Kami merupakan bagian dari grup yang berkecimpung di bidang consumer dan retail Indonesia. Sebelumnya, saya bekerja di bagian consumer goods companyyang berkecimpung di bidang jamu dan herbal company. Dari sana, assignment berikutnya adalah di Iwan Tirta Private Collection.
Menurut saya itu sangat menantang ya. Karena, as you mention its a heritage brand, dimana there’s a lot of resposibility to manage, dan lebih menarik lagi adalah identitas indonesia.
Dengan itu, i took the challenge sejak 2016, dan jadi part of the team sampai sekarang.
Q : Apa tantangan terbesar yang dialami selama setahun belakangan ini dalam mengelola brand yang begitu besar, dan membuatnya lebih besar lagi?
A : Tantangan yang pertama adalah untuk menjaga identitas brand. Karena brand Iwan Tirta buat saya sebagai professional, it’s totally a brand. It”s a retail brand, tapi untuk Anda yang punya cerita tersendiri dengan mas Iwan dan teman-teman di sekitar mas Iwan sendiri, berkarya itu adalah sesuatu yang sangat personal.
Jadi tantangan pertama adalah untuk menjaga hubungan dengan orang-orang yang terlibat di kehidupan beliau, dan mendekatkan diri dengan teman-teman tersebut. Agar kita mendapatkan feedback agar bisa tetap menjaga identitas Iwan Tirta Private Collection.
Yang kedua, paradoksnya adalah selama kita harus mengerti heritage-nya, tapi juga tetap harus berinovasi. Harus tetap berinovasi agar tetap relevan dengan mode zaman sekarang.
Itulah dua tantangan utama yang dirasakan. Dengan menjaga untuk tetap dekat terhadap heritage, tapi juga tetap melakukan inovasi agar kita tetap relevan.
Q : Jadi tetap menjaga heritage, inovasi diperlukan sehingga tetap up to date. Apa yang dipertahankan dari sesuatu yang pernah dijalankan mas Iwan?
A : Menurut saya, sebaiknya kita mempertahankan misinya. Jadi, kita kembali lagi ke prinsipnya ‘kenapa sih mas Iwan memulai ini semua?’.
Jadi, mas Iwan sendiri memulai ini semua untuk menjaga kelestarian batik. Jadi kita fokus di sana, untuk menjaga kelestarian batik.
Yang kedua, ‘batiknya mas iwan itu sendiri seperti apa sih?’
Batiknya Iwan adalah batik tulis dan batik indonesia. Dimana dari segi motifnya sendiri dibuat lebih besar, karena beliau menginginkan batik itu sebagai fabric yang bisa setara dengan fabric-fabric di dunia fashion internasional.
Jadi kita mulai dengan mengingat kenapa Iwan memulai ini semua dan mengingat identitasnya. Dari situ kita baru bisa berinovasi.
Q : Bagaimana cara mempertahankan karya-karya Iwan sepeninggalan beliau?
A : Yang pertama, kami bekerja dengan timnya Iwan. Dimana beliau sempat bangun timnya juga, seperti pengrajin beliau, juga designer beliau. Jadi kami tetap bekerja dengan mereka.
Kedua, kami beruntung sekali sempat bekerja dengan Iwan sendiri iya kan. Jadi tim di Iwan Tirta Private Collection itu sempat bekerja dengan Iwan langsung. Maka mereka kenal secara personal.
Dan yang terakhir, kita juga berusaha mereplikasi sebagai tim. Sebagai tim, tidak ada satu individu yang bertanggung jawab untuk menjaga satu identitas. The whole team, the whole organization.
Q : Challenge apa yang ada di masyarakat sekarang ini?
A : Menurut saya, challenge di masyarakat adalah untuk mengetahui batik yang lebih baik itu yang seperti apa. Batik sendiri ada beragam macam, semua ada perannya masing-masing. Tapi, definisi batik sendiri itu apa sih sebenarnya?
Q : Apa itu definisi batik dan bagaimana cara memilih batik yang baik? Apakah ada tips
A : Batik sendiri secara umum adalah proses mewarnai tekstil dengan menggunakan wax sebagai penahan. Jadi sebenarnya, proses pembatikan ini ada di beragam peradaban termasuk di Mexico, Africa, dll.
Tapi apa yang membuat batik indonesia begitu unik adalah penggunaan canting. Canting itu sangat menggambarkan Indonesia. Canting yang biasa seperti pen, dan beragam ukuran.
Kemudian, penggunaan canting dan penggunaan wax itu paling prinsipil untuk proses pembuatan batik di indonesia.
Kadang-kadang kita mikir kalau batik itu hanya sekadar motif. Tapi, kita jangan sampai lupa dengan proses pembuatannya. Proses pembuatannya adalah elemen penting dari kata batik itu sendiri.
Apa sih batik indonesia? Satu adalah bagian kesenian Keraton Jawa, karena berkembangnya dari Keraton Jawa. Iwan sendiri belajar batik dari berbagai Keraton di Jawa. Dan itu sama seperti tarian, its an act form.
Yang kedua, batik itu harus menggunakan canting dengan metode waxing. Ketiga, batik itu memiliki pakem, ada cara pakainya. Ibaratnya parang, ada parang untuk raja, parang buat permaisuri. Jadi ada pakemnya.
Dan yang keempat adalah lintas sara dan agama. It has to be universal. Jadi itu empat karakter batik di Indonesia menurut Iwan.
Q : Anda pernah mengatakan bahwa banyak orang yang bersedia membayar mahal untuk produk luar negeri, tapi tidak untuk produk mewah asal negeri sendiri. Bagaimana cara Anda menjawab tantangan tersebut?
A : Pada akhirnya, we have to compete. Jadi kalau belajar dengan produk Iwan Tirta sebagai batik, kita harus buat produk yang punya karakter sendiri. Design harus jelas, dari segi produk dan kualitas juga harus jelas, kita harus bikin identitas yang jelas.
Yang bisa dilakukan adalah untuk team up antara calling all the Indonesian brand dan berusaha untuk mengedukasi bahwa produk Indonesia itu produk dengan kualitas yang baik.
Q : Iwan Tirta bukan hanya icon tapi juga inverter. Ada nyawa di setiap karyanya. Bagaimana mempertahankan karya Iwan Tirta?
A : It’s a day to day challenge to us di Iwan Tirta Private Collection. Caranya dengan membuka diri dan menerima masukan teman-teman Iwan.
Lalu, jujur dangan apa yang bisa kami lakukan dan apa yang tidak bisa kami lakukan. Dengan itu, kami merasa mendapat lebih banyak masukan lagi.
Juga, tetap berani melakukan kesalahan. Berinovasi juga, karena selama kita jujur dan tetap dekat dengan Iwan dan produk beliau, rasanya we get the license to explore and to inovate. Dengan itu kita bisa tumbuh.
Millennials masuk sebagai konsumen yang cukup besar, mulai meng-influence taste bahkan non-millennials juga yang mulai gayanya seperti millennials.
Q : Apa motif batik kesukaan Anda?
A : Saya suka motif gajah. Saya suka gajah karena gajah itu gagah besar, tapi tidak menakutkan. Saya percaya setiap orang memiliki motifnya masing-masing. Setiap batik ada cerita dan energi masing-masing.
[teks Ghesilia Gianty, Brava Listeners dari Universitas Multimedia Nusantara | foto dok. Brava Radio]
Baca juga:
Menu ala Hokkaido di Taigi Japanese Restaurant
Omega Seamaster Aqua Terra edisi 2017
Tetap bugar di meja kerja
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023