Awas! Obesitas Memperpendek Umur!

124
obesitas

Sebuah survei yang dilakukan di Inggris beberapa waktu lalu terhadap 1000 pria menemukan bahwa sepertiga dari pria berusia 35-60 tahun tidak bisa melihat alat vital mereka ketika berdiri tegak. Itu karena perut mereka yang membusung menghalangi pandangan mereka.

Bila Anda mengalami hal yang sama, itu masalah besar! “Jika perut yang terlalu besar membuat pria tak bisa melihat penis mereka sendiri, mereka harus waspada. Ini merupakan tanda meningkatnya risiko penyakit berbahaya, bahkan kematian,” jelas Prof. Dr. dr. Sidartawan Soegondo, SpPD, KEMD, FACE, ahli endokrin metabolik dari Rumah Sakit Husada dalam seminar “Good Doctor For The Perfect Metabolism” yang diselenggarakan oleh Klinik Prodia beberapa waktu lalu.

Dunia melambat, pinggang melebar
Coba ukur lingkar pinggang Anda. Batasan lingkar pinggang yang ditetapkan oleh WHO untuk orang-orang dari kawasan Asia Pasifik adalah di bawah 90 cm untuk laki-laki. Bila lingkar pinggang Anda di atas angka tersebut Anda wajib meneruskan membaca artikel ini. Bila lingkar pinggang Anda di bawah 90cm, Anda pun belum sepenuhnya aman – jadi Anda juga harus tetap membaca artikel ini.

Menurut Prof. Sidarta, pengukuran lingkar perut sebenarnya merupakan salah satu metode menilai jaringan lemak di perut. Tujuannya untuk mengetahui apakah seseorang telah masuk dalam kategori berisiko obesitas dan terjadi komplikasi metabolik. Semakin bertambah usia Anda, secara alami aktivitas yang dilakukan akan berkurang. Metabolisme tubuh Anda pun melambat. Massa otot berkurang akibat aktivitas fisik yang kurang intens. Kondisi tersebut akan membuat lingkar pinggang Anda melebar. Singkatnya, semakin bertambah usia Anda, semakin tinggi risikonya.

Tekanan pekerjaan dan stres
Perut buncit menggambarkan lemak berlebih yang terdapat di perut atau “obesitas sentral”. Penyebabnya sudah jelas: kurangnya aktivitas pembakar lemak dan pola makan yang buruk. Persoalannya, itu adalah problem klasik pria sibuk di usia produktif seperti Anda. Tengoklah ke sekitar Anda, kubikel-kubikel berisi rekan-rekan kerja dengan perut yang membuncit menyentuh bibir meja. Jam kerja yang panjang, jalan raya yang macet, bos yang seperti sipir penjara – stres! Itu semua mungkin menyita waktu Anda, memenjarakan Anda di ruang kerja, membuat Anda kurang banyak bergerak – apalagi untuk punya waktu berolahraga. Plus, tekanan-tekanannya yang tanpa ampun menyudutkan Anda di pojok yang penuh godaan makanan sarat lemak. Lengkaplah derita Anda.

Pola hidup yang kurang aktif secara fisik, penuh stres, dan pelarian yang tidak sehat itu (mengemil tanpa kesudahan) menghancurkan keseimbangan angka asupan dan pembakaran kalori yang seharusnya Anda jaga. Anda makan lebih banyak, namun hanya sedikit sekali melakukan pembuangan lewat aktivitas pembakar kalori. Plus, Anda mencoba menyingkirkan stres dengan pergi ke klub-klub dan kafe. Bir dan minuman beralkohol lainnya meringankan beban Anda. Faktanya, menurut Prof. Sidarta, mengonsumsi alkohol berlebih menyebabkan tubuh kurang efisien dalam membakar lemak. Lemak pun semakin banyak tertimbun dalam tubuh seiring berjalannya waktu dan kebiasaan mengonsumsi alkohol. Akhirnya, Anda pulang kerja dengan perut yang semakin membuncit dari bulan ke bulan.

Sumber: fitnessformen.co.id

Redaksi