Inilah Alasan Status Pandemi Global Masih Belum Dicabut

74
Inilah Alasan Status Pandemi Global Masih Belum Dicabut

Meski keadaan sudah membaik pasca pandemi Covid-19, namun faktanya hingga saat ini status pandemi global masih belum dicabut.

Tjandra Yoga Aditama selaku mantan Direktur Badan Kesehatan Dunia (WHO) Asia Tenggara telah mengungkapkan alasan pandemi global belum kunjung dicabut oleh Badan Kesehatan Dunia atau WHO.

Inilah Alasan Status Pandemi Global Masih Belum Dicabut

“Lima hal tentang kenapa pandemi belum juga berakhir. Pertama, sampai akhir Mei 2022 masih ada hampir dari 70 negara di dunia yang kasusnya masih meningkat. Padahal kita tahu prinsip dasarnya, ‘no one is safe until everyone is safe’, dan 70 adalah sekitar sepertiga dari jumlah negara di dunia,” kata Tjandra mengutip CNNIndonesia.com, Selasa (7/6/22).

Alasan berikutnya ialah jumlah pemeriksaan covid-19 di Indonesia maupun global mengalami tren penurunan. Hal tersebut mengakibatkan kajian epidemiolog menjadi sulit lantaran tidak bisa melihat kondisi riil di lapangan.

Inilah Alasan Status Pandemi Global Masih Belum Dicabut

Tjandra juga kembali mengingatkan bahwa kondisi lonjakan kasus Covid-19 dapat terjadi kapan saja karena pengaruh mutasi atau varian dan lainnya. Hingga Mei 2022 tercatat baru 57 negara yang sudah melakukan vaksinasi lebih dari 70 persen penduduk.

Inilah Alasan Status Pandemi Global Masih Belum Dicabut

Terkahir, penyebab belum dicabutnya status pandemi adalah karena jika transmisi masih meningkat maka artinya jumlah kematian masih akan juga ada dan tetap ada potensi varian baru dapat saja terbentuk.

Baca Juga: Cara Baru Nostalgia Nonton Film Lawas di Bioskop Online

Mentak direktur WHO itu mengimbau kepada masyarakat agar tetap disiplin protokol kesehatan saat beradaptasi saat menjalani kehidupan new normal. Selain itu, warga yang belum sama sekali menerima vaksin covid-19 diminta untuk segera mengakses layanan vaksinasi di fasilitas kesehatan.

Bagaimana tanggapan Anda Brava Listeners?

 

Penulis: Fadia Syah Putranto

Redaksi