Pahami ancaman dari penyakit tuberkulosis

137

Indonesia adalah negara dengan penderita tuberkulosis nomor empat di dunia setelah India, RRC dan Afrika Selatan. Diperkirakan ada 430 ribu kasus tuberkulosis baru dan 169 orang di antaranya meninggal setiap hari.

Survei Kesehatan Rumah Tangga Depkes Republik Indonesia, menunjukkan bahwa tuberkulosis merupakan penyakit kedua penyebab kematian di Indonesia – setelah penyakit jantung. Dalam sehari dapat muncul satu penderita baru tuberkulosis, satu penderita baru tuberkulosis yang menular dan satu orang meninggal akibat penyakit ini.

Tidak pandang kelas sosial

Penyakit tuberkulosis tidak hanya menyerang kalangan ekonomi menengah ke bawah. Setiap orang berpotensi terserang penyakit ini. Jika dilihat dari kondisi Indonesia saat ini, rata-rata masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan berpeluang terserang. Keadaan lingkungan perkotaan yang padat menyebabkan interaksi satu penduduk dengan penduduk lain bersifat intens.

Lingkungan padat penduduk memberikan lingkungan yang baik untuk bakteri tuberkulosis yang suka tempat lembap,” tutur dr. RR Diah Handayani, Sp.P, dokter spesialis paru dan pernapasan dari RSUP Persahabatan, Jakarta. Dibutuhkan mentalitas tinggi untuk memahami penyakit ini mengingat setiap tempat berpotensi menjadi lingkungan bagi bakteri mikobakterium tuberkulosa – bakteri penyebab tuberkulosis.

Bakteri-bakteri kecil ini dilindungi oleh selaput lilin yang mampu bertahan dari sistem pertahanan tubuh manusia. Ironisnya, peyakit ini menyerang bagian tubuh manapun, namun yang paling sering adalah paru-paru.

Bakteri ini dapat hidup selama berbulan-bulan lamanya di tempat yang lembap. Bakteri ini juga dapat bertahan hidup di tempat kering meski akan mati bila terkena cahaya matahari atau panas,” sambung dr. Diah, yang juga menjabat sebagai Managing Director Department of Pulmonology and Respiratory Medicine di FKUI.

Dokter Diah melanjutkan, lingkungan yang kumuh dan kotor adalah tempat favorit bakteri tuberkulosis berkembang. Kesadaran memakai masker mulut atau hidung ketika berada di tempat padat juga masih dinilai kurang. Padahal, masker memiliki fungsi untuk melindungi mulut dan hidung dari polusi udara baik polusi dari asap kendaraan maupun asap rokok.

Meski tidak semua penyakit ini disebabkan oleh lingkungan yang buruk, tak sedikit juga masyarakat Indonesia yang terinfeksi karena kebiasaan pola hidup tidak sehat. Misalnya, kebiasaan merokok dan konsumsi minuman beralkohol. Banyak korban yang meninggal akibat tuberkulosis karena perokok aktif dan suka mengonsumsi minuman beralkohol.

Alkohol juga salah satu zat yang merusak liver sehingga dapat mengganggu berbagai proses metabolisme nutrisi tubuh, salah satunya adalah protein, padahal protein adalah komponen utama bagi imunitas. Di berbagai penelitian juga terbukti seorang alkoholik bila menderita penyakit termasuk infeksi cenderung sulit diobati sehingga penyakit menjadi berat,” jelas dokter Diah.

Penularan, infeksi dan gejala

Bakteri penyebab tuberkulosis menyebar dari satu penderita ke orang lain melalui batuk dan bersin. “Bakteri ini menyebar di udara dalam bentuk percik renik. Satu kali saja pengidap tuberkulosis batuk atau bersin, maka ia telah menyebarkan ribuan bakteri ke udara sehingga orang lain yang menghirup udara ini berkemungkinan akan terjangkiti juga,” jelas dokter Diah.

Dokter Diah menjelaskan, ketika bakteri penyakit ini masuk ke paru-paru, akan terjadi pertempuran sengit antara sistem pertahanan tubuh dan bakteri ini. Sel-sel darah putih akan segera mengepung bakteri-bakteri itu dan menelannya. Namun, bakteri ini akan tetap hidup karena terlindungi oleh lapisan lilin.

Selanjutnya, sel-sel darah putih yang lebih besar masuk dan mendirikan tembok pertahanan hingga mengakibatkan munculnya turbekel atau benjolan kecil. Di dalam benjolan ini, bakteri tersebut bisa hidup berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Ketika benjolan itu lenyap bukan karena pengobatan, timbul sebuah lubang sehingga jaringan parut – bekas luka akan menghalangi aliran darah dan mengganggu fungsi paru-paru.

Ketika seseorang telah terinfeksi, berapa lama ia bertahan hidup? Ini tergantung dari ketahanan tubuhnya sendiri. “Jika daya tahan tubuhnya tinggi dan bakteri yang menyerang tidak terlalu banyak, ia mungkin akan cepat sembuh dengan catatan menjalani pengobatan. Namun jika daya tahannya rendah, ditambah kebiasaan mengonsumsi makanan tidak sehat, bekerja terlalu keras, dan kebiasaan hidup tak teratur, dan tak diobati, risiko kematian lebih tinggi,” jelas dokter Diah.

Sekali saja bakteri ini menemukan tempat hidup di dalam tubuh, maka akan sukar sekali untuk dikeluarkan. Oleh karena itu, penyakit ini harus dicegah,” tegasnya.

Banyak orang yang kurang memahami gejala penyakit tuberkulosis. Namun tidak sedikit juga orang yang mengerti tuberkulosis. Tapi mengapa penyakit ini masih marak – bahkan untuk lingkungan perkotaan yang relatif masyarakatnya berpendidikan. Jadi, ketika orang berbicara tentang penyakit mematikan, hal pertama yang harus dikenali adalah gejalanya.

Gejala sistemik (umum) tuberkulosis antara lain perasaan lelah tanpa sebab atau kehilangan semangat ketika melakukan aktivitas dengan intensitas kecil diiringi dengan penurunan berat badan tanpa sebab yang terjadi terus-menerus,” jelas dokter Diah.

Dokter Diah melanjutkan, gejala sistemik lainnya adalah berkeringat di malam hari. “Sedangkan gejala utama penyakit ini adalah batuk yang tak kunjung sembuh. Curigai batuk yang bertahan dua sampai tiga minggu.

Pada tahap selanjutnya batuk bisa menghasilkan dahak berwarna abu-abu atau kuning dan lebih parah batuk darah. Ketika terjadi infeksi di paru-paru, dada akan terasa nyeri hebat,” tandas dokter Diah.

[sumber Fitness For Men Indonesia]

Baca juga:
Perpisahan haru Lionel Messi pada Neymar
BMW perkenalkan Seri 5 terbaru
Jam tangan terbaru lansiran Hermès

Redaksi