The Captain Brava Radio – 103.8 FM Brava Radio https://bravaradio.com Your partner in business & pleasure Mon, 19 Apr 2021 04:26:50 +0000 en-US hourly 1 The Captain with Jodie O’tania – Director of Communications BMW Group https://bravaradio.com/the-captain-with-jodie-otania-director-of-communications-bmw-group/ https://bravaradio.com/the-captain-with-jodie-otania-director-of-communications-bmw-group/#respond Mon, 19 Apr 2021 05:19:37 +0000 https://bravaradio.com/?p=41391 Brava Listeners, berbagai industri harus menerima dampak besar dengan adanya pandemi, sebagai pemimpin Anda pun tertantang. ⁣Change the way you Lead, Lead the way you Change menjadi salah satu jawaban untuk tetap optimis dan keluar sebagai pemenang. So are you ready to change?⁣ ⁣ Dapatkan inspirasi salah satunya, dari Jodie O’tania – Director of Communications […]

The post The Captain with Jodie O’tania – Director of Communications BMW Group appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
Brava Listeners, berbagai industri harus menerima dampak besar dengan adanya pandemi, sebagai pemimpin Anda pun tertantang. ⁣Change the way you Lead, Lead the way you Change menjadi salah satu jawaban untuk tetap optimis dan keluar sebagai pemenang. So are you ready to change?⁣

Dapatkan inspirasi salah satunya, dari Jodie O’tania – Director of Communications BMW Group Indonesia yang akan berbicara seputar tips kepemimpinan dan bisnis di masa pandemi, serta kendaraan terbaru BMW Business Athlete THE NEW 5 yang juga akan hadir dalam gelaran Indonesia International Motorshow 2021. ⁣
⁣⁣
Anda juga dapat menyaksikan video The Captain with @fikarosemary and Jodie O’tania – Director of Communications BMW Group Indonesia (@bmw_indonesia) ini di Instagram @bravaradio.

The Captain dipersembahkan oleh BMW Indonesia dan 103.8 Brava Radio. ⁣

The post The Captain with Jodie O’tania – Director of Communications BMW Group appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/the-captain-with-jodie-otania-director-of-communications-bmw-group/feed/ 0
Alex Pichel: Jakarta adalah kota yang indah https://bravaradio.com/alex-pichel-jakarta-adalah-kota-yang-indah/ https://bravaradio.com/alex-pichel-jakarta-adalah-kota-yang-indah/#respond Fri, 11 Aug 2017 09:32:44 +0000 https://bravaradio.com/?p=23500 Alex Pichel yang sebelumnya tinggal di Jerman, merasa senang berada di Jakarta selama 3 tahun.

The post Alex Pichel: Jakarta adalah kota yang indah appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
Dalam program The CaptainFerdy Hasan berbincang-bincang dengan General Manager dari Hotel Indonesia Kempinski, Alex Pichel, mengenai perkembangan industri perhotelan di Indonesia, khususnya hotel bisnis.

Q : Anda sudah berada di Jakarta selama 3 tahun. Bagaimana kota Jakarta bagi Anda?

A : Saya diperlakukan secara baik oleh Jakarta setiap harinya, terutama jalanannya yang ‘sangat baik’ hahaha. Jakarta adalah Indonesia, dan Jakarta adalah salah satu kota yang indah.

Q : Bagaimana Anda melihat perkembangan industri perhotelan saat ini?

A : Kota Jakarta demand-nya cukup tinggi. Tapi itu semua baik-baik saja, pemasokan untuk industri perhotelanm khususnya hotel bisnis, cukup baik. Dan kita ingin selalu berbeda dengan yang lain. Itulah kita.

Q : Bagaimana Anda melihat pengunjung yang datang dari luar Indonesia?

A : Tidak ada bedanya. Jakarta adalah kota untuk berbisnis, begitu pula Hotel Indonesia Kempinski yang selalu mengedepankan diri sebagai hotel bisnis. Hotel Indonesia Kempinski sendiri adalah tempat yang luar biasa bagi mereka. Ya menurut saya, tidak ada perbedaan.

Q : Hotel-hotel budget sudah mulai diminati banyak orang. Bagaimana kompetisinya sekarang?

A : Kompetisinya cukup berat. Bisnis tidak berjalan dengan baik, orang-orang mulai memangkas pengeluarannya. Jadi kita perlu menemukan jati diri kita yang sebenarnya, untuk selalu memberikan pelayanan terbaik kepada pengunjung kita. Sehingga, orang akan percaya dan akan datang kembali. Loyalty.

Q : Bagaimana cara Anda mengombinasikan nilai sejarah dari Hotel Indonesia dengan sentuhan modern serta pelayanan yang mewah?

A : Semua karyawan kita memiliki budaya yang berbeda-beda, begitu juga dengan lukisan yang berasal dari daerah yang beda pula. Konsentrasi kita adalah pelatihan untuk para karyawan kita untuk dapat melakukan tur dalam hotel untuk mengemukakan sejarah itu sendiri.

Q : Tur apa yang dilakukan dari pihak hotel, serta apa yang Anda tawarkan untuk para pengunjung?

A : Hotel Indonesia telah berusia 55 tahun, diresmikan oleh presiden pertama Republik Indonesia. Kita memastikan agar para pengunjung dapat melihatnya dalam buku sejarah Hotel Indonesia. Dimana telah kita sediakan agar pengunjung dapat membacanya. Kita bekerja sama dengan sejarawan untuk melatih para karyawan, agar tetap menjaga keutuhan sejarah tersebut. Karena kita tidak ingin mengatakan apa yang tidak kita ketahui.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio melalui streaming di sini atau download melalui iOS dan Google Play Store.

[teks Adhi Satria | foto dok. Brava Radio]

Baca juga:
Linda Gumelar: Sosialisasi kanker payudara adalah yang utama
Indahnya kain tenun Sumba Timur dalam Lukamba Nduma Luri
Deretan mobil terbaik yang siap dipinang

The post Alex Pichel: Jakarta adalah kota yang indah appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/alex-pichel-jakarta-adalah-kota-yang-indah/feed/ 0
Shamsi Ali: Islam bukan agama yang kaku dan tidak bersahabat https://bravaradio.com/22643-2/ https://bravaradio.com/22643-2/#respond Thu, 27 Jul 2017 09:32:25 +0000 https://bravaradio.com/?p=22643 The Captain kali ini akan berbincang-bincang dengan Imam Besar Masjid New York.

The post Shamsi Ali: Islam bukan agama yang kaku dan tidak bersahabat appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
Dalam The Captain bersama Fika Rosemary, berbincang – bincang berkesempatan untuk diskusi bersama Imam Besar dari Masjid New York, Shamsi Ali. Pria kelahiran Bulukamba yang sudah tinggal selama 21 tahun di Amerika, telah merasakan asam garam kehidupan di sana.

Q : Apakah benar dengan anggapan bahwa Donald Trump adalah anti muslim?

A : Mungkin memang yang disoroti atas beberapa sikap dan kebijakan terhadap komunitas minoritas. Dimana orang putih di Amerika itu sudah termarjinalkan sedikit dengan yang non putih. Ada yang meyakini tema kampanye dari Trump “Make America Great Again,” maksudnya adalah “Make America White Again.” Kasar rasanya jika saya menggunakan kata-kata ini, tapi memang kenyataannya banyak teman-teman yang mengatakan bahwa Trump adalah orang yang rasis.

Q : Apakah komunitas muslim di Amerika masih bisa beraktivitas?

A : Alhamdulillah masih bisa, dan itu adalah suatu kebanggaan tersendiri bagi umat muslim di Amerika. Sebuah negara itu tidak bisa dilihat secara individual saja ya. Tapi berdasarkan konstitusinya. Amerika ini memiliki konstitusi demokrasi yang sangat kuat. Kebebasan sangat dijamin. Saya yakin bahwa Trump tidak akan melarang orang datang ke Amerika berdasarkan agama, ras, ataupun kulitnya. Karena itu bertentangan dengan konstitusi dasar.

Q : Sebagai Imam Besar dari Masjid New York, seberapa sering Anda pulang ke Indonesia?

A : 2 tahun sekali sepertinya. Karena tugas di sana sangat banyak, untuk mendapatkan waktu pulang ya cukup sulit. Di sana juga saya sedang mendirikan Nusantara Foundation. Sebuah organisasi yang base-nya di Amerika. Pengurusnya juga dari berbagai negara. Alasan saya menggunakan kata Nusantara ini karena mohon maaf, Indonesia belum cukup dikenal di Amerika.

Q : Bagaimana Anda melihat kondisi Indonesia saat ini, setelah merebaknya isu perpecahan antar golongan yang mulai tumbuh sejak Pilkada di Jakarta?

A : Memang terlalu banyak pengaruh-pengaruh dari luar. Termasuk di dalamnya ada pemaham-pemaham agama yang belum tentu sesuai dengan ajaran agama itu sendiri. Kita, bangsa Indonesia, memiliki karakter tersendiri. Bersahabat, gotong royong, ramah. Inilah yang seharusnya mendasari landasan kita untuk beragama.

Karena memang darah daging kita ya seperti itu. Bila memang ada perbedaan pilihan, bukan seharusnya kita untuk membenci, apalagi saling caci. Yang menang mari kita bantu untuk mewujudkan visi dan misinya. Untuk yang kalah, mari kita kuatkan hatinya, karena ini hanya amanat sesaat.

Q : Bagaimana kondisi komunitas Indonesia, khususnya yang muslim di Amerika?

A : Baik-baik saja. Hanya saja, secara kuantitas kita ini termasuk minoritas. Karena memang sedikit sekali jika dibandingkan dengan Banglades dan lain-lain. Persepsi yang sudah berkembang sejak dulu itu kan seorang muslim ‘berbentuk’ seperti Arab ya. Jadi yang seringkali mendapat pahitnya “Islamophobia” itu ya yang dari timur tengah. Jadi itu merupakan sebuah keuntungan bagi kita orang Indonesia.

Q : Anda cukup mengenal tokoh-tokoh besar di Amerika, dan tidak hanya dari komunitas Islam saja. Apa tujuan Anda sebenarnya?

A : Ada stigma yang berkembang, bahwa Islam itu kaku dan tidak bersahabat. Sehingga saya ingin membalik stigma tersebut dengan tindakan. Saya tunjukkan dengan aksi nyata. Seperti berinteraksi dengan mereka, juga bekerja sama. Saya malah dikenal dengan sebutan imam yang tidak lazim di sana. Karena saya lebih sering terlihat bergaul dengan orang-orang selain muslim di Amerika.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.

[teks Adhi Satria | foto dok. Brava Radio]

Baca juga:
Ryan Adrian: Kami berkontribusi untuk membantu pemerintah
Ferrari F40 menurut pandangan para penciptanya
Minuman ini dapat mendongkrak metabolisme Anda

The post Shamsi Ali: Islam bukan agama yang kaku dan tidak bersahabat appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/22643-2/feed/ 0
Aldo Sianturi: Tidak perlu ke Jakarta untuk menjadi musisi hebat https://bravaradio.com/aldo-sianturi-tidak-perlu-ke-jakarta-untuk-menjadi-musisi-hebat/ https://bravaradio.com/aldo-sianturi-tidak-perlu-ke-jakarta-untuk-menjadi-musisi-hebat/#respond Fri, 14 Jul 2017 08:34:56 +0000 https://bravaradio.com/?p=21759 CEO dari Musik Bagus akan membahas tentang perkembangan industri musik di Indonesia saat ini.

The post Aldo Sianturi: Tidak perlu ke Jakarta untuk menjadi musisi hebat appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
Seiring dengan berkembangnya teknologi ke ranah digital, mau tidak mau industri musik Indonesia juga harus menyesuaikan diri. Peluang inilah yang ditangkap oleh label Musik Bagus melakukan aktivitas bisnis musik mereka melalui teknologi Digital.

Dalam The Captain bersama Ferdi Hasan dengan narasumber, Aldo Sianturi, selaku CEO dari Musik Bagus, akan membahas mengenai musik yang tentunya tidak bisa lepas dari kehidupan kita sehari-hari.

Q : Sebagai pengamat musik, bagaimana Anda bisa menggambarkan perkembangan industri musik tanah air saat ini?

A : Kita sama-sama tau adanya shifting dari rilisan fisik ke bentuk digital, dari ownership sekarang ke access. Jadi semua konten yang dirilis hari ini, memang harus mencari jalur distribusinya.

Content is always the king, but the queen is always distribution. Salah satu yang paling realistis dari digital channel atau digital platform, karena banyak boundaries yang dilepas dari situ.

Dengan mendistribusikan ke digital, kita dapat mendistribusikan ke 240 negara dalam waktu yang sama, kemudian orang bisa mengakses tanpa harus menunggu toko tutup. Orang juga bisa memiliki satu discovery terhadap satu foot print yang di-create di sana.

Q : Bagaimana musisi-musisi Indonesia beradaptasi dengan kondisi yang ada?

A : Penyesuaiannya memang panjang. Pertama, bicara tentang kualitas pada akhirnya. Jadi production dari musik tersebut memang harus ada wasitnya dari awal.  Kebutuhan musik atas produser, engineer, arranger, itu penting sekali. Karena pada tahun 2000-2012, hal itu dilupakan di Indonesia.

Kebanyakan perusahaan rekaman itu hanya fokus kepada penjualan RingBack Tone. Jadi orang itu tidak terbiasa lagi dengan sebuah lagu yang lengkap, namun hanya digiring kepada hook.

Q : Seperti yang telah diketahui, Musik Bagus adalah perusahaan rekaman social label. Bisa dijelaskan lebih lanjut kepada Brava Listeners?

A : Social label itu kita ciptakan karena kita melihat bahwa musisi itu akan kembali lagi kepada marketnya. Dia tidak hanya dipikirkan keartisannya saja. Jadi sejak awal, kita bertanya kepada mereka apa social movement yang mereka miliki.

Di sisi lain kita juga memiliki social movement, kita juga selalu berjalan dengan social cost yang ada. Contohnya, kita bekerja sama dengan sekolah relawan, komunitas daur bunga, jadi selalu ada yang kita kembalikan dulu ke orang-orang.

Q : Apa yang mendasari Anda dan Glenn Fredly sebagai partner untuk mengambil langkah menjalankan Musik Bagus ini?

A : Ketika kita melihat market Indonesia, bahwa banyak generasi muda Indonesia yang sebenarnya memiliki satu calling terhadap musik, tetapi tidak pernah merasakan exposure yang optimal di dalam musik. Juga, konsentrasi market sebesar 75% hanya berada di Jakarta.

Jadi, penting sekali bagi kami untuk bisa memotivasi dari Sabang sampai Merauke agar mereka bisa merasakan yang pertama adalah, apa namanya kontrak yang transparan. Kedua, apa yang mereka bisa dapatkan dengan nama-nama besar yang ada di Jakarta ini.

Mostly, musisi besar tinggal di Jakarta soalnya. Ketiga, bagaimana mereka bisa merasakan sales yang realistis dan terbuka kepada mereka. Keempat, mereka juga bisa merasakan mereka itu tidak perlu datang ke Jakarta.

Q : Melihat bisnis aplikasi musik yang cukup prospektif, baru-baru ini Musik Bagus juga membentuk platform aplikasi musik. Bisa ceritakan tentang platform musik tersebut?

A : Kami bekerjasama dengan Media Works, yaitu salah satu digital partner kita dari Indonesia, tapi berbasis di Singapore. Kita akan memiliki satu platform yang tidak hanya ke musik fokusnya, tetapi ke lifestyle juga.

Dan juga kepada saluran-saluran yang secara transparan akan masuk ke rekening para pencipta dan juga musisi. Kita bukan hanya ceremonial mengatakan bahwa kita harus transparan, tetapi kita juga membuat sistem secara digital.

Q : Bagaimanakah pengaplikasian dari platform itu? Lalu, apakah aplikasi ini bisa diakses oleh seluruh kalangan atau untuk segmen terbatas saja?

A : Pastinya ini untuk seluruh kalangan. Nantinya akan tersedia untuk iOS dan Android. Namun kami sedang memikirkan ‘interior’-nya itu apa, juga kontennya. Selain itu kita juga memikirkan bagaimana dapat terjadi komunikasi antara end-consumer yang satu dengan lainnya. Karena semua berada dalam kolam yang sama.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.

[teks Adhi Satria | foto dok. Brava Radio]

Baca juga:
Mana yang lebih penting, otot besar atau kuat?
Louis Vuitton masuki pasar smartwatch
Diet sukses tanpa rasa lapar

 

The post Aldo Sianturi: Tidak perlu ke Jakarta untuk menjadi musisi hebat appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/aldo-sianturi-tidak-perlu-ke-jakarta-untuk-menjadi-musisi-hebat/feed/ 0
Bambang Sudibyo: Zakat sering diabaikan oleh umat muslim https://bravaradio.com/bambang-sudibyo-zakat-sering-diabaikan-oleh-umat-muslim/ https://bravaradio.com/bambang-sudibyo-zakat-sering-diabaikan-oleh-umat-muslim/#respond Tue, 20 Jun 2017 08:05:39 +0000 https://bravaradio.com/?p=20769 Masih banyak dari kita yang hanya menunaikan zakat fitrah saja. Padahal ada zakat mal, zakat penghasilan atau sering disebut zakat profesi.

The post Bambang Sudibyo: Zakat sering diabaikan oleh umat muslim appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
Dalam The Captain bersama Ferdi Hasan dengan narasumber, Prof. Dr. Bambang Sudibyo, selaku Ketua Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), yang akan membahas seputar zakat di Indonesia.

Q: Bagaimana peran BAZNAS dalam mengelola dan juga menerima zakat dari masyarakat?

A: Setelah ada UU 23 tahun 2011, zakat menjadi urusan Negara. Dengan begitu, sebetulnya Negara sudah mengamanahkan surat At-Taubah ayat 103. ‘Pungutlah zakat dari harta mereka,’  itu yang sudah diperankan oleh Negara. Untuk menjalankan hal tersebut, Negara menciptakan BAZNAS. Di pusat ada satu, setiap provinsi dan kabupaten/kota juga terdapat satu.

Pemerintah juga mengizinkan kepada masyarakat yang memenuhi persyaratan tertentu untuk mengelola zakat. Sampai saat ini sudah ada 46 Lembaga Amil Zakat (LAZ) swasta yang diizinkan oleh pemerintah, yang sudah memiliki kewenangan untuk mengelola zakat.

Selain itu, At Taubah 103 juga memerintahkan umat muslim untuk menunaikan zakat melalui amil zakat yang di akui oleh Negara.

Q : Bagaimana BAZNAS melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk menunaikan zakat mereka?

A : Dari kelima rukun islam, yang paling sering diabaikan oleh umat muslim adalah zakat. Padahal di dalam Al-Quran disebutkan, ‘dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.Habluminallah harus diikuti dengan habluminannas.

Religiusitas harus berbuah dengan kesalehan sosial. Masih banyak dari kita yang hanya menunaikan zakat fitrah saja. Padahal ada zakat mal, zakat penghasilan atau sering disebut zakat profesi. Ini diperlukan sosialisasi. Jika ingin hidupnya berkah, bayarlah zakat.

Itu yang harus terus kita sosialisasikan. Saya sebagai ketua BAZNAS berterimakasih kepada Brava Radio yang telah ikut serta untuk mensosialisasikan masalah zakat ini.

Q : Bagaimana cara  BAZNAS memastikan pendistribusian zakat yang tepat dan juga transparan bagi pemberi zakat?

A : Menurut UU 23 tahun 2011, maka semua BAZNAS dan LAZ diaudit oleh kantor akuntan publik untuk menjamin akuntabilitas pengelolaan keuangannya. Juga, diaudit dari sisi syariahnya oleh Kementerian Agama.

Anggaran zakat oleh Bappenas dimasukan dalam master plan arsitektur keuangan syariah. Yang komisi nasionalnya tidak tanggung-tanggung, diketuai oleh Presiden sendiri. Jika suatu saat BAZNAS dan LAZ menjadi lembaga keuangan syariah, maka akan diawasi oleh OJK.

Disini kami sedang mempersiapkan agar BAZNAS dan LAZ bersiap diri jika suatu saat nanti diawasi oleh OJK, demi transparansi dan akuntabilitas pertanggungjawaban kepada publik.

Q : Bagaimana cara koordinasi antara BAZNAS pusat dengan daerah?

A : Semua baznas harus melapor ke pusat. Tidak perlu menyetorkan uangnya. Bahkan yang sering terjadi, BAZNAS Pusat meminta bantuan kepada daerah untuk mendistribusikan yang telah berhasil dikumpulkan di pusat. Begitu juga dengan LAZ.

Ada Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lazis Muhammadiyah, Lazis NU, ada 46 jumlahnya. Semua juga harus lapor ke BAZNAS. Karena BAZNAS setiap 6 bulan sekali harus lapor ke presiden. Karena zakat ini sudah menjadi urusan Negara.

Bahkan kemarin, Presiden memanggil semua Menteri, Pejabat Eselon Satu, serta Direksi BUMN untuk membayar zakat di depan beliau, di Istana Negara. Beliau memberikan contoh, bahwa pemimpin itu kalau muslim ya membayar zakat. Jika membayar zakat , ya melalui Baznas. Dan itu kemudian diikuti oleh para gubernur-gubernur.

Insya Allah tahun depan kita akan menghimbau para bupati juga walikota,untuk melakukan hal yang sama. Untuk Negara yang memiliki ideologi pancasila, membayar zakat itu sangat penting.

Karena dengan membayar zakat, kita telah mengamalkan isi dari Pancasila itu sendiri dalam satu paket. Dengan membayar zakat, kita membuktikan bahwa kita itu pancasilais.

Q : Bagaimana pencapaian BAZNAS sendiri, apakah sudah mencapai target? Jika belum, apa hambatannya?

A : 217 T ini sebetulnya dapat dikomposisi. 90 T adalah zakat rumah tangga. Sisanya 127 T adalah zakat korporasi. Zakat korporasi ini yang sekarang masih sedikit sekali. Bahkan banyak sekali korporat yang dimiliki  oleh non-muslim, tetapi dalam potensi ‘kan dihitung juga.

Kalau kita ingin menghitung potensi yang lebih realistis, barangkali bukan 217 T, melainkan 90 T itu. Itu adalah tahun 2017. Karena ekonomi tumbuh, potensi sekarang bukanlagi 90 T, tetapi 120 T. Jika kita pada tahun 2016 bisa mengumpulkan 5 T, maka itu sekitar 6% dari potensi zakat rumah tangga.

Masih banyak sekali ruang untuk meningkatkan kinerja zakat. Banyak juga umat muslim yang membayar zakat, tapi tidak membayarnya melalui lembaga resmi. Saya menghimbau dalam kesempatan ini untuk membayarkannya ke lembaga resmi.

Ada baiknya sebagian besar disalurkan lewat BAZNAS, supaya jika teragregasi secara nasional itu bisa menjadi instrumen bagi pemerintah untuk mengatasi kemiskinan.

Q : Jika kita melihat ke negara tetangga, misalnya Malaysia, zakat sudah bisa dipergunakan untuk potongan pajak. Bagaimana jika di Indonesia diterapkan kepada korporasi yang memiliki potensi sebesar 127 T?

A : Di Malaysia itu, zakat mengurangi kewajiban pajak. Kalau di Indonesia, zakat itu mengurangi pendapatan kena pajak. Jadi, kalau seandainya UU-nya bisa diperbaiki dan zakat itu mengurangi kewajiban pajak, maka akan banyak perusahaan yang  membayar pajak meskipun tidak dimiliki oleh muslim.

Karena tarif zakat kan hanya 2,5%, sementara kalau tarif pajak bisa  20-25% untuk korporat, kalau individu bisa sampai 30% di Indonesia. Kalau memang seperti itu, maka akan terjadi lonjakan penerimaan pajak yang besar sekali.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.

[teks Adhi Satria | foto dok. Brava Radio]

Baca juga:
Selain berlari, ini kardio terbaik pembakar kalori
Tontowi/Liliyana meraih kemenangan di Indonesia Open 2017
Daftar suplemen yang wajib Anda miliki bulan ini

 

The post Bambang Sudibyo: Zakat sering diabaikan oleh umat muslim appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/bambang-sudibyo-zakat-sering-diabaikan-oleh-umat-muslim/feed/ 0
Adrian A. Gunardi: Everything is being digitalize https://bravaradio.com/adrian-gunardi-everything-digitalize/ https://bravaradio.com/adrian-gunardi-everything-digitalize/#respond Tue, 11 Apr 2017 10:25:51 +0000 https://bravaradio.com/?p=16530 CEO dari Investree bercerita mengenai persaingan dalam industri fintech.

The post Adrian A. Gunardi: Everything is being digitalize appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
The Captain (6/4) bersama Ferdy Hasan kedatangan narasumber yaitu Adrian A. Gunardi, CEO dari Investree.

Di segmen ini, mereka membahas mengenai potensi dan prospek industri fintech saat ini.

Q: Apa yang mendasari Anda melihat potensi dari industri fintech?

A: Sekarang kita lihat tatanan global yang mengarah ke digital. Everything is being digitalize, dari cara kita bertransportasi, dari cara kita berbelanja, jadi kalau kita melihat beberapa tahun belakangan ini, pengalaman saya di banking adalah semakin jarang orang datang ke cabang.

Itu adalah satu statistik yang tidak bisa kita deny. Dari situ, kita melihat trend bagaimana teknologi itu bisa dimanfaatkan juga untuk jasa keuangan.

Q: Bagaimana dengan prospek fintech ke depannya?

A: Jadi kalau kita lihat, saat ini statistik 2016 itu jumlah volume transaksi dari fintech kurang lebih 18.000 dollar. Memang sebagian besar ini masih dari sisi payment, kita ada wallet, e-money, dan sebagainya.

Jadi mungkin 80% fokus ke payment, tapi ada perkembangan yang cukup menarik dari sisi landing. Karena kalau kita lihat secara statistik, di Indonesia itu menyebutkan bahwa ada namanya financing gap sebesar 1.000 trilyun yang belum dipenuhi oleh perbankan maupun lembaga keuangan lainnya. Disitulah kita melihat peluang.

Q: Support apa yang diberikan untuk kemajuan fintech di tanah air?

A: Saya rasa ini yang sangat positif ya, bagaimana regulator itu memegang peranan penting dan aktif untuk mendukung industri fintech ini secara menyeluruh. Jadi kita lihat adanya fintech office di Bank Indonesia, kita mengetahui OJK mengeluarkan regulasi fintech pertama, OJK 77 yang terkait peer-to-peer landing.

Jadi kita melihat bagaimana regulators melihat ini sebagai suatu opportunity yang besar untuk bagaimana meningkatkan penetrasi inklusi keuangan yang besar di Indonesia dengan menggunakan basis teknologi.

Di segmen selanjutnya, mereka membahas lebih lanjut mengenai Investree.

The post Adrian A. Gunardi: Everything is being digitalize appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/adrian-gunardi-everything-digitalize/feed/ 0
Danny Oei Wirianto: Bisnis tidak harus langsung jadi unicorn https://bravaradio.com/danny-oei-wirianto-bisnis-tidak-harus-langsung-jadi-unicorn/ https://bravaradio.com/danny-oei-wirianto-bisnis-tidak-harus-langsung-jadi-unicorn/#respond Thu, 09 Feb 2017 07:39:16 +0000 https://bravaradio.com/?p=12598 CMO dari GDP Venture membahas mengenai venture builder dan perkembangan bisnisnya di Indonesia.

The post Danny Oei Wirianto: Bisnis tidak harus langsung jadi unicorn appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
The Captain pada (2/2) yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, kedatangan seorang narasumber yaitu CMO GDP Venture, Danny Oei Wirianto.

Pada segmen ini, mereka membahas mengenai venture builder.

Q: Sedang sibuk apa di awal tahun ini?

A: Sedang sibuk reporting, lalu sedang membereskan portfolio, fokus pada apa yang perlu dibenerin dan distandarisasi lagi. Kami juga mau merencanakan lagi market yang akan dipenetrasi.

Q: Bisa ceritakan sedikit mengenai portfolio GDP Venture?

A: Awalnya itu diciptakan oleh Martin Hartono dan Kusuma Hartanto pada 2010. Lalu di tahun 2011, mulai bangun blibli.com.

GDP Venture adalah venture builder. Kami menyimpan uang di orang lain, kadang-kadang orang lain menyimpan uang di kita untuk dibangun. Akuisisi yang sudah dilakukan yaitu kaskus.co.id. So far sudah banyak kami berinvestasi.

Q: Apa bedanya venture builder dengan venture capital?

A: Kalau capital itu hanya invest dalam start up, dan hanya menyimpan uang lalu dimonitor saja. Kalau builder itu co-invest atau betul-betul build sendiri.

Q: 2-3 tahun ini belakangan start up e-commerce sangat berkembang. Apa tantangannya sebagai builder?

A: Tantangannya itu dalam founder talent, karena talent sekarang itu sangat bervariasi. Ada yang jago, ada yang standar. Kalau mau membangun, yang penting ada talent yang baik dan cukup. Jumlahnya banyak, jadi suka rebutan juga dengan perusahaan lain.

Q: Talent biasanya didapat dari mana saja?

A: Maunya sih orang Indonesia saja, untuk empower negara kita juga. Paling tidak, orang Indonesia yang pernah kerja di luar negeri. Biar tidak ketergantungan sama negara luar terus.

Q: Bagaimana pendapat Anda dengan talent Indonesia?

A: Orang Indonesia itu masih sangat kalah disiplin sama talent luar. Kalau orang luar itu lebih proactive, solving problem-nya bagus, inisiatif dll.

Mereka pandai mengatur waktu agar tidak lembur. Lembur itu ‘kan tidak efisien. Badan dan pikiran sudah lelah dan tidak efektif, tapi masih suka ada yang mengejar uang lembur.

Di segmen berikutnya mereka membahas mengenai ekosistem Indonesia.

The post Danny Oei Wirianto: Bisnis tidak harus langsung jadi unicorn appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/danny-oei-wirianto-bisnis-tidak-harus-langsung-jadi-unicorn/feed/ 0
Eddy Betty: Desainer harus selalu punya ide https://bravaradio.com/eddy-betty-desainer-harus-selalu-punya-ide/ https://bravaradio.com/eddy-betty-desainer-harus-selalu-punya-ide/#respond Tue, 31 Jan 2017 05:05:51 +0000 https://bravaradio.com/?p=12041 Menceritakan mengenai tren fashion dan inspirasi karya-karyanya.

The post Eddy Betty: Desainer harus selalu punya ide appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
The Captain (26/1) yang dibawakan oleh Ferdy Hasan kedatangan seorang narasumber yaitu Designer and Founder of Eddy Betty Houte Couture, Eddy Betty.

Di segmen ini mereka membahas tren fashion tahun ini.

Q: Sedang sibuk apa di awal tahun ini?

A: Sedang sibuk menyusun koleksi. Lalu menyambut tahun ke-20 kami, sepertinya kami akan mempersiapkan show besar.

Q: Kapan rencananya show tersebut digelar?

A: Rencanya di bulan Agustus mendatang.

Q: Biasanya di awal tahun, desainer ditanya mengenai tren mode. Saat ini tren fashion pun sedang banyak berubah secara global. Bagaimana menurut Anda?

A: Dunia fashion sekarang sebenarnya sedang galau dengan ide-ide. Apalagi, fashion itu tidak lepas dari pengaruh sosial, ekonomi, dan politik.

Misal di tahun kemarin, banyak desainer melakukan ide “see now buy now“. Langsung beli baju tersebut tepat setelah fashion show selesai.

Kalau dulu kan bisa order terlebih dahulu. Sekarang sudah harus langsung beli. Dimaksudkan agar desainnya tidak dicontek orang.

Sekarang sudah banyak yang jago nyontek. Mungkin juga desainernya pada lelah kalau harus bikin lagi, atau tambah inovasi baru.

Tahun lalu pun ada kejadian Brexit, lalu krisis ekonomi global, itu sangat memengaruhi tren fashion dunia.

Sekarang banyak orang yang pilih untuk bikin atau beli yang mirip saja, bukan yang asli. Karena pertimbangan untuk menekan budget.

Q: Kalau dunia sedang galau arah fashion, bagaimana dengan Indonesia?

A: Karena saya salah satu desainer yang dari Indonesia, cara saya itu buat kreasi yang memang saya bisa. Misal, saya bagus di korset, ya saya olah itu. Tinggal menyempurnakan di bidang yang saya memang sudah bisa. Tapi itu kalau saya.

Tapi kalau dunia fashion Indonesia, sepertinya juga sedang bingung. Belum menentukan pasti apa tren fashion sekarang.

Q: Dulu sekolah di Paris berapa lama?

A: Dulu saya dua kali sekolah di sana. Yang pertama dua tahun. dan yang kedua selama tiga bulan.

Q: Memutuskan sekolah fashion pasti banyak pertimbangan, bagaimana reaksi keluarga waktu itu?

A: Sebenarnya dari kecil saya sudah melihat kakak perempuan saya dandan. Lalu saya juga sering ikut ke toko baju. Dari situ saya sudah mulai tertarik fashion.

Waktu lulus SMA maunya langsung belajar fashion, tapi keluarga kurang setuju. Akhirnya saya berjuang untuk mendapatkan persetujuan dengan terus menunjukkan skill saya. Mereka pun setuju setelah yakin pada saya.

 

The post Eddy Betty: Desainer harus selalu punya ide appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/eddy-betty-desainer-harus-selalu-punya-ide/feed/ 0
Susi Susanti: Perkembangan bisnis Astec https://bravaradio.com/susi-susanti-perkembangan-bisnis-astec/ https://bravaradio.com/susi-susanti-perkembangan-bisnis-astec/#respond Fri, 06 Jan 2017 02:52:19 +0000 https://bravaradio.com/?p=10522 Susi Susanti membahas mengenai bisnis apparelnya, Astec.

The post Susi Susanti: Perkembangan bisnis Astec appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
Pada 10/11 The Captain yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, berkunjung ke kediaman seorang peraih medali emas pada tahun 1992 untuk olahraga bulutangkis, yaitu Susi Susanti.

Di segmen ini,  Ferdy dan Susi Susanti membahas mengenai bisnis apparel miliik Susi Susanti bersama suaminya, Astec (Alan-Susi Technology).

Di segmen sebelumnya, mereka berbicara mengenai masa kejayaan Susi.

Q: Anda sekarang sedang menjalankan bisnis apparel bernama Alan-Susi Technology. Tidak banyak atlet yang bisa sukses di bisnis. Boleh diceritakan apa yang menjadi titik balik Anda untuk memulai bisnis?

A: Setelah main bulutangkis, ada satu titik ketakutan setelah pensiun sebagai atlet. Setelah pensiun, mau jadi apa? Itu yang selalu terbesit di pikiran atlet.

Pas pensiun, saya dan Alan selalu mendapatkan nasihat, kalau ada uang, kita harus investasi. Jadi saya coba invest tanah, apartemen, ruko, atau rumah yang bisa dikontrakkan, agar ada hasil. Ini usaha sebelum saya memutuskan mau jadi apa.

Setelah pensiun itu juga masih mencari tahu mau jadi apa. Untuk muncul ide untuk Astec itu tidak langsung dan instan. Sempat coba-coba di bidang lain dulu.

Suami saya suka otomotif, pernah coba usaha tapi kurang cocok di situ. Pernah juga jadi distribusi makanan, ibu saya punya home industry, tapi juga belum cocok.

Sebelum Astec, juga sempat jadi agen alat olahraga merek Jepang. Dan di bidang itu, mulai kami merasa cocok. Akhirnya kami memutuskan untuk buka bisnis sendiri.

Karena kalau agen hanya bertugas menjual, menanggapi keluhan customer, dll, tapi bukan kita yang urus sendiri semua-semuanya. Jadi kami memutuskan buka usaha sendiri dari nol.

Q: Sudah berjalan berapa lama Astec hingga saat ini?

A: Sudah selama 14 tahun.

Q: Di Indonesia sekarang ini memang memiliki kekuatan dalam bidang bulutangkis. Meskipun sedang menurun, tapi masih berjalan. Bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan bisnis Astec?

A: Bisnis Astec memang menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi di sini. Kalo ekonomi lagi bagus, bisnis cukup baik. Cuma, 2 tahun ini ekonomi memang sedang melambat, jadi berpengaruh juga pada bisnis kami.

Tapi kami tetap bertahan dari berbagai tekanan ekonomi. Bangga bahwa bisnis kami bisa terus bertahan tanpa harus ada PHK karyawan.

Dibantu juga dengan bidang bulutangkis yang terus menjadi andalan Indonesia. Pasar pemain bulutangkis juga cukup banyak.

Kami juga mulai merambah ke luar negeri meski skalanya masih kecil. Sudah merambah ke Swedia, Thailand, dan Vietnam.

Q: Astec sudah ada di berapa negara?

A: Kalau penjualan bisa lebih 10 negara. Karena yang di Swedia itu bisa tembus ke Eropa, seperti Belanda, Jerman, dan Denmark. Tapi belum bisa masuk ke berbagai negara karena belum ada kepercayaan dari agen di sana.

Q: Apa saja produk yang dijual?

A: Berbagai keperluan olahraga seperti tas, sepatu futsal, sepatu running, kok bulutangkis, raket, dsb. Kita juga selalu menyesuaikan kebutuhan.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini. [teks Gabriella Sakareza]

The post Susi Susanti: Perkembangan bisnis Astec appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/susi-susanti-perkembangan-bisnis-astec/feed/ 0
Rudhy Buntaram: Kacamata juga termasuk lifestyle https://bravaradio.com/the-captain-optik-seis/ https://bravaradio.com/the-captain-optik-seis/#respond Fri, 04 Nov 2016 00:00:56 +0000 https://bravaradio.com/?p=9748 Director of Optik Seis berbicara mengenai sejarah dan perkembangan usahanya

The post Rudhy Buntaram: Kacamata juga termasuk lifestyle appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
The Captain pada 3/11 yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, mendatangkan seorang narasumber yaitu Director of Optik Seis, Rudhy Buntaram.

Kali ini Ferdy dan Rudhy membahas mengenai sejarah dan perkembangan Optik Seis di Indonesia.

Q: Tidak banyak perusahaan yang bisa terus solid dan bertahan, apalagi sampai 89 tahun. Dan sekarang Optik Seis dipegang oleh generasi ketiga. Bagaimana sebenarnya awal mula berdirinya Optik Seis ini?

A: Awal mulanya itu didirikan oleh kakek saya pada tahun 1927. Dulu toko pertama itu di Pasar Baru.

Dan yah, sampai saat ini bahkan bisa sampai tiga generasi, i’m really proud. Saya ingin melihat Optik Seis terus ada sampai 100 tahun, bahkan lebih.

Q: Kenapa namanya Optik Seis?

A: Saya juga tidak tahu kenapa. Itu buatan kakek saya. Waktu saya tanya papa saya, beliau juga tidak tahu.

Q: 89 tahun jelas waktu yang sangat lama. Kalau dilihat dari kunci suksesnya, apa yang berusaha ditanamkan?

A: Satu keluarga saya itu memang ber-passionate dalam bisnis ini. We have high commitment.

This is what we are, we know how to do it, and we are good at it. It keep us till what we are today.

Q: Industri retail Optik Seis di Indonesia saat ini bagaimana?

A: Nowadays it’s more competitive. Pelanggannya juga semakin sophisticated. Lebih trendy. Dulu kan kita agak telat. Sekarang sudah bisa nyamain sama negara luar.

Kita juga harus lebih kompetifif, terus update perkembangan teknologi.

Q: Update teknologi sangat dibutuhkan, lalu bagaimana dengan pesaing? Dan apa fokus bisnis yang dipertahankan oleh Optik Seis?

A: Optik Seis selalu konsentrasi ke fashion eye wear centre. Karena menurut kita, kita tidak sekedar jualan kacamata. Kita jual lifestyle.

Jadi kacamata bukan cuma sekedar alat bantu melihat, but it’s also make us looks good. Eye glass is part of our wear.

We also work with many bloggers just to promote what we have. That segment, we are basically the only one.

Q: Ada berapa brand di bawah Optic Seis?

A: Wah, banyak sekali. Ada Prada, Tom Ford, Oakley, dll.. all the top brands lah pokoknya.

Q: Sudah ada berapa cabang hingga saat ini?

A: Ada 135 cabang. [teks Gabriella Sakareza | foto @bravaradio]

The post Rudhy Buntaram: Kacamata juga termasuk lifestyle appeared first on 103.8 FM Brava Radio.

]]>
https://bravaradio.com/the-captain-optik-seis/feed/ 0