Indro Warkop: Saya ingin mendorong dunia komedi

222

Cigar Lounge (10/3) spesial ulang tahun ke-7 #BravaRe7uvenate bersama Farah Tubagus dan personil grup komedi legendaris, Indro Warkop.

Q: Berhubung dengan ulang tahun pernikahan Anda yang ke-36, Apakah Anda termasuk orang yang romantis?

A: Romantis dalam artian seperti apa dulu? Saya berpikir romantis itu abstrak. Kalau dalam keseharian sih saya tidak romantis, tapi kalau tidak romantis, masa sih bisa sampai 36 tahun?

Q: Apa rahasianya Anda masih tetap keliatan segar dan muda?

A: Kalau mau pandai, bergaulah dengan yang pandai. Kalau mau jadi pintar, bergaulah dengan yang pintar. Dan kalau Anda mau kelihatan muda, bergaulah dengan yang muda.

Pada dasarnya saya juga orangnya easy going, hampir semua hal saya pikir nothing to lose. Kalau memang rejeki ya dapet, kalau memang bukan ya sudah. Jadi bukan hanya soal nominal saja ya.

Q: Easy going mungkin membuat kita tetap awet muda, tapi kalau hobi motor sendiri, mungkin tidak itu jadi salah satu penghilang stress?

A: Saya tuh kadang kalau sudah stress, ya kalau dulu saya memanaskan motor saja bisa sampai keluar kota muter muter ke Puncak, Cianjur, Sukabumi, Bogor, baru balik lagi ke Jakarta. Kalau sekarang ‘kan nggak mungkin, karena macetnya minta ampun.

Q: Sebagai komedian senior, apa kesulitan masuk ke ranah komedi masa kini?

A: Kalau bercanda, saya masih bisa karana mungkin saya banyak bergaul dengan anak muda. Tapi kalau melawak, saya gak pede. Seperti contoh, pada saat bikin Warkop DKI Reborn, saya minta yang jadi konsultan komedinya bukan saya, tapi Arie. Saya pandang dia anak muda yang cara berpikirnya bagus, saya nggak percaya sama diri saya sendiri.

Q: Kenapa Anda tidak percaya diri, sementara Anda sudah bisa dibilang legend?

A: Karena jadi orang tidak boleh sok tahu. Seperti contoh, sekarang ada komedi ciri khas ibu-ibu yang pasang sen kiri belok ke kanan, nah kalau orang dulu mungkin beda paham, pasti nggak mengerti, nanti malah jadi debat.

Q: Kalau jokes zaman dulu diterapkan ke zaman sekarang, apakah masih bisa?

A: Kalau saya lihat, komedi yang masih laku zaman sekarang adalah komedi yang bercerita tentang budaya dan cara berpikir, tapi ketika kemudian bermain dengan waktu, itu yang agak mengkhawatirkan.

Q: Apakah Anda masih sering kumpul dengan komedian-komedian lainnya?

A: Saya sendiri punya misi untuk mendorong dunia komedi, dan untuk itu saya harus punya pengetahuan. Kemampuan saya juga harus di-update terus, saya harus bertemu terus dengan orang-orang yang punya komedi bagus sampai sekarang.

Q: Kalau di rumah, apakah Anda juga sering melawak?

A: Nggak tau sih, saya pikir saya rileks bgt di rumah. Tapi kalau saya lihat kalau anak-anak ditanya, pasti katanya papa galak, udah melebihi anak tentara. Padahal saya juga bercanda dengan anak-anak.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini.

[teks Nada Inditya Lifa | foto dok. Brava Radio]

 

 

 

 

Redaksi