Di segmen ini mereka membahas mengenai ekosistem Indonesia.
Q: Melihat makro dunia belum pulih, sedangkan start up unicorn makin langka. Bagaimana strateginya untuk melahirkan unicorn baru, dan yang sudah dapat return?
A: Sebenarnya, kalau membangun atau berbuat sesuatu itu tidak harus langsug jadi unicorn. Jadi ‘kerbau’ dulu saja juga tidak apa-apa.
Karena kalau di sini ekosistemnya belum lengkap seperti di Silicon Valley. Baik dari talent, government, market size, dll. Tidak bisa dibandingkan.
Indonesia itu sebenarnya potensi ada, Asia pun juga begitu. Akan susah menemukan yang seperti Facebook atau Instagram yang mendunia.
Padahal sebenarnya kalau dilihat-lihat, di eropa pun ada marketplace sendiri, web berita sendiri yang tidak begitu mendunia. cnn.com mendunia, tapi banyak juga yang belum.
Makanya kita membangun juga untuk dapat gain dari investment, bagaimana memperbaiki Indonesia dalam ekosistem dan pola pikir, dan meningkatkan talent.
Q: Bagaimana menurut Anda behavior masyrakat Indonesia yang rata-rata sekarang adalah mobile based?
A: Satu, behavior browsing sekarang memang sangat addict. Tapi disayangkan, jadi banyak hoax, karena tidak teliti. Banyakan orang itu hanya tahu, tapi tidak mengerti.
Mereka membaca, lalu main asumsi sendiri, lalu share. Inilah penyebab maraknya berita palsu. Akibatnya ‘kan orang jadi tidak belajar. Belajarnya malah salah. Anak-anak bisa jadi bodoh.
Q: Apa yang menjadi hambatan untuk membangun start up dari inkubator yang ada?
A: Membangun itu gampang. Cuma mempertahankannya yang susah. Butuh waktu, sabar, teliti, juga kerjasama yang baik. Progam-program pemerintah sekarang itu berlomba-lomba membuat e-commerce baru.
Rata-rata mereka itu membuat saja, tapi tidak di-maintain. Tugas pemerintah harusnya mengajarkan bagaimana start up agar bisa survive.
Pertanyaan saya itu selalu “kenapa tidak dibantu yang sudah berdiri? Malah bangun-bangun terus saja?”
Harusnya bangun 1000 lalu jadikan unicorn, bukannya mati 1000 lalu buat lagi 1000.
Q: Komunikasi dengsn government bagaimana?
A: Sering dan lancar, apalagi pas zaman Jokowi, menteri rata-rata lebih aktif dan giat. Sangat membantu. Kita selalu ingatkan mereka kalau ada target, harus hati-hati. Satu unicorn lebih baik daripada tidak ada yang jadi.
Q: Bisnis dalam 3 kata?
A: Inovasi, jujur, dan profesional.
Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini. [teks Gabriella Sakareza]
Baca juga:
3 Resort terbaik di Hawaii
McLaren memperlihatkan wujud pengganti 650S
Hakan Calhanoglu tidak dapat bermain selama empat bulan
- Harper’s Bazaar Indonesia Asia NewGen Fashion Award (ANFA) kembali hadir di tahun 2024! - Mar 7, 2024
- Farah Tubagus - Dec 22, 2023
- Joshua Nafi - Dec 22, 2023