Susi Susanti: Perkembangan bisnis Astec

450

Pada 10/11 The Captain yang dibawakan oleh Ferdy Hasan, berkunjung ke kediaman seorang peraih medali emas pada tahun 1992 untuk olahraga bulutangkis, yaitu Susi Susanti.

Di segmen ini,  Ferdy dan Susi Susanti membahas mengenai bisnis apparel miliik Susi Susanti bersama suaminya, Astec (Alan-Susi Technology).

Di segmen sebelumnya, mereka berbicara mengenai masa kejayaan Susi.

Q: Anda sekarang sedang menjalankan bisnis apparel bernama Alan-Susi Technology. Tidak banyak atlet yang bisa sukses di bisnis. Boleh diceritakan apa yang menjadi titik balik Anda untuk memulai bisnis?

A: Setelah main bulutangkis, ada satu titik ketakutan setelah pensiun sebagai atlet. Setelah pensiun, mau jadi apa? Itu yang selalu terbesit di pikiran atlet.

Pas pensiun, saya dan Alan selalu mendapatkan nasihat, kalau ada uang, kita harus investasi. Jadi saya coba invest tanah, apartemen, ruko, atau rumah yang bisa dikontrakkan, agar ada hasil. Ini usaha sebelum saya memutuskan mau jadi apa.

Setelah pensiun itu juga masih mencari tahu mau jadi apa. Untuk muncul ide untuk Astec itu tidak langsung dan instan. Sempat coba-coba di bidang lain dulu.

Suami saya suka otomotif, pernah coba usaha tapi kurang cocok di situ. Pernah juga jadi distribusi makanan, ibu saya punya home industry, tapi juga belum cocok.

Sebelum Astec, juga sempat jadi agen alat olahraga merek Jepang. Dan di bidang itu, mulai kami merasa cocok. Akhirnya kami memutuskan untuk buka bisnis sendiri.

Karena kalau agen hanya bertugas menjual, menanggapi keluhan customer, dll, tapi bukan kita yang urus sendiri semua-semuanya. Jadi kami memutuskan buka usaha sendiri dari nol.

Q: Sudah berjalan berapa lama Astec hingga saat ini?

A: Sudah selama 14 tahun.

Q: Di Indonesia sekarang ini memang memiliki kekuatan dalam bidang bulutangkis. Meskipun sedang menurun, tapi masih berjalan. Bagaimana pengaruhnya terhadap perkembangan bisnis Astec?

A: Bisnis Astec memang menyesuaikan dengan perkembangan ekonomi di sini. Kalo ekonomi lagi bagus, bisnis cukup baik. Cuma, 2 tahun ini ekonomi memang sedang melambat, jadi berpengaruh juga pada bisnis kami.

Tapi kami tetap bertahan dari berbagai tekanan ekonomi. Bangga bahwa bisnis kami bisa terus bertahan tanpa harus ada PHK karyawan.

Dibantu juga dengan bidang bulutangkis yang terus menjadi andalan Indonesia. Pasar pemain bulutangkis juga cukup banyak.

Kami juga mulai merambah ke luar negeri meski skalanya masih kecil. Sudah merambah ke Swedia, Thailand, dan Vietnam.

Q: Astec sudah ada di berapa negara?

A: Kalau penjualan bisa lebih 10 negara. Karena yang di Swedia itu bisa tembus ke Eropa, seperti Belanda, Jerman, dan Denmark. Tapi belum bisa masuk ke berbagai negara karena belum ada kepercayaan dari agen di sana.

Q: Apa saja produk yang dijual?

A: Berbagai keperluan olahraga seperti tas, sepatu futsal, sepatu running, kok bulutangkis, raket, dsb. Kita juga selalu menyesuaikan kebutuhan.

Brava Listeners, terus dengarkan Brava Radio di 103.8 FM atau bisa melalui streaming di sini. [teks Gabriella Sakareza]

Redaksi