Finlandia Jadi Contoh Bahagia Tidak Selalu Berakhir Indah

837
Finlandia Jadi Contoh Bahagia Tidak Selalu Berakhir Indah

Predikat Finlandia sebagai negara paling bahagia di dunia ternyata bukan jaminan penduduknya merasakan kebahagiaan tersebut. Terbukti, Finlandia menjadi salah satu negara dengan tingkat bunuh tinggi tertinggi di dunia.

Berdasarkan data dari Macrotrends, Finlandia memiliki tingkat depresi dan bunuh diri cukup tinggi di Eropa serta dunia. Dari tahun ke tahun tingkat bunuh diri di Finlandia meningkat cukup drastis.

Di tahun 2016, Finlandia mencatatkan tingkat bunuh diri sebesar 15.20 atau 15 orang dari 100.000 warganya melakukan bunuh diri. Setahun setelahnya, tingkat bunuh diri di Finlandia meningkat 4,61% dari 2016.

DI tahun 2019, tingkat bunuh diri Finlandia mencapai 15.30. Hal ini menjadikan Finlandia sebagai salah satu negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi di Eropa. Angka ini sama seperti tingkat bunuh diri di Jepang.

Di Eropa, negara dengan tingkat bunuh diri tertinggi yakni Lithuania (26.10), selanjutnya Latvia (20.10), Slovenia (19.800), Belgia (18.30), Hungari (16.60), dan Kroasia (16.40).

Ada beberapa hal yang menyebabkan tingginya angka bunuh diri di Finlandia.

Kesehatan Mental Masih Tabu

Finlandia Jadi Contoh Bahagia Tidak Selalu Berakhir Indah

Tingkat depresi penduduk Finlandia cukup tinggi. Salah satu yang menyebabkan hal ini dikarenakan warga Finlandia menganggap remeh topik pembahasan mengenai kesehatan mental dan bunuh diri.

Dilansir laman majalah Finlandia Tutkai, warga Finlandia masih menganggap tabu topik kesehatan mental dan bunuh diri. Warga Finlandia selalu menghindari topik tentang kesehatan metal dan bunuh diri karena dianggap mengerikan dan dapat membuat cemas.

Tekanan Predikat Negara Paling Bahagia

Finlandia Jadi Contoh Bahagia Tidak Selalu Berakhir Indah

Menjadi negara dengan predikat sebagai negara paling bahagia di dunia ternyata mereupakan tekanan tersendiri bagi warga Finlandia. Masyarakat Finlandia dianggap selalu bahagia dan tidak pernah sedih dalam menjalani kesehariannya.

Hal inilah yang menimbulkan tekanan besar terhadap kejiwaan warga Finlandia, yang seakan-akan tidak boleh bersedih dan harus terus berbahagia.

Baca Juga: Elon Musk Jadi Orang dengan Followers Terbanyak di Twitter

Kecanduan Alkohol

Finlandia Jadi Contoh Bahagia Tidak Selalu Berakhir Indah

Kebanyakan pelaku bunuh diri di Finlandia adalah masyarakat berstatus sosial ekonomi rendah, tinggal di daerah terpencil, serta mengonsumsi alkohol. Alkohol sendiri menjadi masalah besar di Finlandia.

Maraknya msyarakat dari kalangan bawah yang mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang besar menyebabkan banyaknya yang menderita penyakit jantung di Finlandia.